Grid.ID - Detik-detik seorang ibu melahirkan adalah pengalaman yang paling berharga yang bisa dimiliki oleh setiap pasangan di dunia.
Jadi wajar saja jika kehilangan seorang anak akan menjadi salah satu moment yang paling membuat pasangan mana saja terpukul.
Inilah kisah memilukan pasangan Ali dan Dan dari Tunbridge Wells, Kent.
(BACA: CEO Ganteng Telegram Minta Maaf ke Pemerintah Indonesia, Warganet Malah Gagal Fokus)
Daniel Farbrace lahir pada usia 26 minggu dan berada di ventilator selama 16 hari.
"Ketika dia lahir, dia harus diresusitasi dan berada di ventilator selama 16 hari. Dia melakukannya dengan sangat baik. Kami membawanya pulang seminggu sebelum Natal dan kami mulai menjalani kehidupan seperti normal.” cerita Ali.
Lalu kemudian pada April 2016, ada bekas luka tusukan mulai muncul di badannya, perawatpun segera memeriksanya.
Awalnya mereka mengira itu adalah ruam virus, tapi kemudian luka itu semakin memburuk dan mulai menguatirkan.
Daniel baru berusia 6 bulan saat didiagnosis menderita leukemia myloid akut.
(BACA: Mengapa Powerbank Bisa Meledak? Ini Penjelasannya)
"Mereka bilang itu bisa diobati, dan mereka memberinya peluang 68 sampai 72 persen dia akan bertahan.”
“Ini sangat mengerikan, dan kami hanya mau Daniel balik ke pelukan kami," tambah Ali.
Sungguh menyedihkan bagi orang tuanya untuk melihat dia mengalami kemoterapi yang menyakitkan pada usia muda, tapi Daniel terbukti kuat saat dipulangkan ke rumah untuk ulang tahunnya yang pertama.
Namun leukemianya segera kembali, dan dokter mengatakan bahwa ia juga mengalami benjolan di otaknya.
Meskipun banyak perawatan kemoterapi untuk mengatasi AML yang sekarang ada dalam darah dan sumsum tulangnya, Daniel secara tragis mengidap parainfluenza (infeksi pernafasan) pada bulan Juni 2017, dan tidak dapat melawan infeksi tersebut.
(BACA: Daftar Rilis 21 Film Disney dari 2017 Sampai 2019, Siapkan Uang Buat Tiket Bioskop!)
Daniel harus menggunakan alat bantu untuk bertahan hidup, dan ini membuat Daniel semakin sulit untuk bertahan.
Dengan keputusan yang sangat berat, akhirnya pasangan itu merelakan anaknya pergi dengan melepas alat bantu untuk Daniel.
Mereka sendiri sudah tidak tega dan tidak tahan melihat penderitaan yang dialami oleh Daniel.
"Kami tahu bahwa kejadian ini akan terulang sekitar dua tahun lagi, dan kami tidak yakin bahwa kamu bisa melaluinya lagi.” ucap Ali dengan terbata-bata.
“Kami tahu bahwa kami tidak akan bisa membawanya kembali ke dunia. Daniel selalu tersenyum dan tertawa, mungkin ini terdengar gila, tapi Daniel memang tidak terlihat seperti bayi yang sakit.”
“Saat dia sakit, dia hanya diam, ya.. dia hanya diam." ujar Ali sedih.
Ketika Ali bercerita di pemakaman Daniel, semua orang dengan sontak menangis.
Tapi Ali? Tidak, ia berusaha sekuat mungkin untuk tidak menangis.
(BACA: Beginilah Penampilan Bumi 335 Juta Tahun yang Lalu Jika Negara-Negara Sudah Ada)
Mengapa?
Karena Daniel sendiri tidak pernah menangis meski ia kesakitan, bahkan ia selalu tersenyum untuk orang tuanya ketika ia meninggal. (*)