Siti tak henti-hentinya membelai kepala bayi mungil yang dikasihinya itu. Setali tiga uang, penyakit parah yang diderita Vino tak lantas mengurangi kecintaan Ririn pada adik kandungnya tersebut.
Beberapa kali, Ririn tampak mengecup dahi Vino yang terkulai lemas di gendongan sang ibu.
"Saat masuk RSUP Sardjito, kata dokter penyakitnya sudah sampai sirosis, lebih akut dan parah. Disuruh kontrol rutin, satu bulan sekali. Tapi, terus terang kami tak sanggup, karena keterbatasan biaya," ujar Siti yang tampak tegar saat dijumpai di kediamannya, Rabu (19/7).
Seiring berjalannya waktu, kesehatan Vino mendapat sedikit harapan, ketika dokter yang menangani mengizinkannya untuk kontrol di RSU Muntilan, dengan biaya ditanggung BPJS.
Kebetulan, di rumah sakit setempat juga menyediakan obat-obatan yang sama. Namun, setelah melewati beberapa kali fase pemeriksaan, kondisinya tetap membaik.
Bahkan, lebih tragis lagi, dokter memvonis penyakit Vino tidak bisa disembuhkan, kecuali lewat jalan cangkok hati.
Namun, biaya yang dibutuhkan untuk operasi itu teramat mahal, yakni mencapai Rp 1,3 miliar. Sementara pihak BPJS menyatakan angkat tangan, tak sanggup membiayai keseluruhan dan hanya bisa mengucurkan Rp 300 juta.
(Baca Juga: Axel Ditahan Karena Kasus Narkoba, Akhirnya Sang Ibu Ina Thomas Curhat, Begini Katanya)
"Terus terang kami ingin Vino sembuh dan tumbuh seperti anak-anak lain. Tapi, dengan biaya cangkok hati yang semahal itu, tentu saja kami tidak mampu," kata Siti.
Perasaan sang ibu pun semakin tersayat, ketika dokter mengatakan kalau kondisi Vino bakal semakin menurun seandainya tidak segera menjalani cangkok hati.
Benar saja, kondisi Vino memang terus memburuk. Belakangan, ia sering mengalami gangguan pernafasan. Akibatnya, Jumat (14/7) lalu, ia kembali dirujuk ke RSUP Sardjito.