Grid.id - Kejujuran itu memang tak ternilai harganya.
Tapi, ada lagi yang lebih mahal dari sebuah kejujuran.
Yakni kejujuran tanpa pamrih.
Ya, sebuah kisah viral yang terjadi di Thailand ini bikin banyak netizen menitikkan air mata.
Posting Foto Ashanty Terbaring di Rumah Sakit, Aurel Hermansyah: Tambah Lagi Adikku
Seorang kondektur bus bernama Sumon Matidul, menemukan uang Rp 400 juta di dalam bis.
Uang itu ternyata milik seorang penumpang, dan tertinggal di bus tersebut.
Tak disangka, Sumon yang penghasilannya tak seberapa, justru mengembalikan tas penuh uang ini ke kantor polisi.
Setelah ditelusuri, tas itu ternyata milik seorang dokter.
Pretty Asmara Lakukan Hal Ini, Bikin Polisi Nggak Bisa Bongkar Kasusnya
Nah, dokter itu kemudian memberikan permen kepada Sumon sebagai hadiah.
Tapi yang mengejutkan, ganjaran dari dokter itu ternyata hanya dua tas penuh permen. Peristiwa ini akhirnya menjadi viral dan jadi bahan pembicaraan di media sosial.
Netizen di Thailand murka, dan melabeli dokter itu sebagai orang gila yang pelit.
Please Pak Jokowi, Siswa Juara Matematika Nasional Ini Butuh Biaya Buat Maju Tingkat Internasional
Dokter yang tak disebutkan namanya itu lalu mendatangi Sumon dan meminta maaf.
Ia mengakui tidak memberikan hadiah yang pantas kepadanya. Dia mengatakan, uang tersebut untuk membayar hutang.
Yang luar biasa, adalah reaksi Sumon.
Menurut Sumon, ia memang tidak meminta imbalan apapun dan sungguh menghargai permen pemberian itu. Ia memberikan permen tersebut kepada anaknya. "Saya berterima kasih padanya, saya berkata bahwa saya juga memiliki hutang, dan saya benar-benar mengerti itu,” Ujar Sumon kepada Amarin TV. “Maksud saya, letakkan uang tersebut dengan hati-hati. Saya akan menangis jika kehilangan uang Rp 400 juta,” ujarnya. "Meski dia dokter, uang yang akan digunakan untuk membayar hutang keluarganya itu tidak cukup, " imbuhnya Berkat kejujurannya, Sumon menerima sertifikat dari Bangkok Mass Transit Authority. “Orang-orang yang mengembalikan barang-barang yang hilang kepada pemiliknya, dapat meminta kompensasi tunai sebesar 10 persen dari nilai barang yang dikembalikan,” ujar Songkran Atchariyasap, seorang pengacara populer di Thailand. “Atau kita bisa berbuat baik tanpa mengharapkan imbalan apapun, sama seperti Sumon,” kata dia. (*)