Find Us On Social Media :

Khamim Bukan yang Pertama, Inilah 4 Orang yang Juga Naik Haji Berjalan Kaki, Kisah Si Bule Spanyol Begitu Mengharukan

By Aji Bramastra, Sabtu, 29 Juli 2017 | 15:34 WIB

Mereka semua naik haji berjalan kaki

Grid.id - Baru-baru ini pemuda asal Pekalongan, Mochamad Khamim Setiawan (28) tengah menjadi perbincangan publik.

Sebelumnya, ia sempat ditertawakan netizen karena mengutarakan niatnya untuk pergi haji dengan berjalan kaki.

Siapa sangka, kini Khamim telah sampai di Saudi Arabia untuk melaksanakan ibadah haji.

Benarkah bisa seseorang naik haji sambil naik haji?

Pacarnya Digoda Wanita Lain, Si Cantik Bripda Ismi Warning: Intai, Dekati, Musnahkan!

Asal tahu saja, ternyata di dunia bukan Khamim yang melakukannya.

Ada beberapa orang di dunia yang juga berjalan kaki untuk dapat menunaikan haji.

Siapa saja mereka?

Selain Khamim, berikut 3 orang di dunia yang berjalan kaki untuk ibadah haji:

Sabina Altynbekova, Pemain Voli Tercantik di Dunia Asal Kazakhstan

1. Senad Hadzic : Bosnia

Senad Hadzic melakukan ibadah haji pada tahun 2012.

Ia berusia 47 tahun saat melakukan perjalanan dari Bosnia ke Mekkah.

Hadzic meninggalkan kota asalnya di Banovici, timur lau Bosnia pada Desember 2011.

Hadzic telah berjalan sejauh 5.697 km melintasi Bosnia, Serbia, Bulgaria, Turki, Suriah, Yordania, dan Arab Saudi untuk sampai ke Mekkah.

Dengan membawa tas ransel seberat 20 kg, ia beruntung sampai di Mekkah dengan tepat waktu.

Dikutip Grid.id dari Independent.co.uk, selama di perjalanan, Hadzic memilih tidur di masjid atau di jalanan.

Meski melewati daerah konflik, menurutnya tidak ada halangan yang cukup berarti di perjalanan.

Bahkan orang-orang di Suriah dan Damaskus berbaik hati untuk memberi tahu rute yang aman untuk ia lewati.

Meski pun begitu, ia sempat mengalami dua kali pemukulan dan dua kali dilempari batu selama di Serbia.

Hadzic sering membagi foto perjalanannya di akun Facebook yang telah diikuti hampir 8.000 orang.

Tak hanya foto perjalanan, ia juga terlihat mengunggah beberapa foto bersama teman-temannya dan foto kakinya yang terluka.

2. Kharlzada Kasrat Rai : Pakistan

Kasrat Rai berusia 37 tahun dan memulai perjalanan ibadah haji pada 7 Juni 2013.

Dari Karachi, ia menempuh 6.387 km melalui Iran, Irak, dan Yordania.

Dia tiba di Mekkah pada 1 Oktober setelah 3 bulan melakukan perjalanan.

Ketika sampai di Mekkah, Kasrat Rai diterima oleh pejabat Saudi.

Kasrat Rai sendiri adalah dua kali pemegang rekor dunia untuk Perdamaian Berjalan.

Yaitu pada tahun 2007, ia berjalan sejauh 1.999 km antara Khyber dan Karachi di Pakistan.

Perjalanan tersebut ia selesaikan dalam 85 hari.

Pada 2009, dia berjalan sejauh 327 km dari Lahore ke Islamabad dalam 14 hari.

Lalu dari Islamabad ke desa Chakuthi di Pakistan dalam 9 hari sejauh 222 km.

Kemudian pada 2011, Kasrat Rai mengulang perjalanannya dari Khyber dan Karachi untuk memecahkan rekornya sendiri, yaitu sejauh 2.287 km dalam 72 hari.

Dikutip Grid.id dari Al Arabiya, ia memiliki tujuan untuk menyampaikan pesan perdamaian kepada dunia dan mengutuk tindakan terorisme.

“Saya menginginkan perdamaian dunia, kesetaraan, dan persatuan umat Islam seperti Uni Eropa,” Kata Kasrat Rai kepada Al Arabiya News.

Meski ia mengakui banyak menghadapi masalah yang tak terduga, tapi dirinya masih merasa aman karena sampai dengan selamat.

3. Mohd Rahmathullah Khan : India

Khan berprofesi sebagai ahli listrik dari Bengaluru, India.

Khan berusia 56 tahun saat memulai perjalanan untuk menunaikan haji pertamanya ini.

Diperkirakan ia harus menempuh perjalanan sejauh 7.000 km.

Setiap harinya, Khan berjalan sejauh 50-60 km dari pukul 06.00 WIB sampai 18.30 WIB.

Untuk mendapatkan izin perjalanan, Khan sudah mengajukan sejak 4 bulan sebelumnya.

4. Ishaq : Spanyol

Perjalanan Ishaq naik haji jalan kaki dilaporkan oleh Gulf News.

Dia dilaporkan menempuh perjalanan sejauh 9.000 km.

Meski tercatat sebagai warga Spanyol, tapi Ishaq memulai perjalanan dari Paris, Perancis.

Total, ia menempuh perjalanan selama 5 bulan 15 hari.

Menurut Ishaq, tantangan terberatnya adalah perjalanan yang ia tempuh harus melewati pegunungan.

Dalam perjalanan ini, Ishaq membawa bekal Rp 78 juta.

Yang mengharukan, adalah keteguhan hati Ishaq untuk tidak merepotkan orang atas usahanya.

Ia selalu menolak menerima uang dari orang-orang di jalan yang ingin membantunya.