Kalau kita lihat Matahari dari Bumi, warnanya cenderung berubah-ubah tergantung dari posisinya di langit dan waktu kita melihatnya.
Matahari cenderung berwarna jingga kemerahan saat baru terbit atau terbenam, dan akan terlihat kuning di saat tinggi di atas. Secara umum, kita menganggap bahwa Matahari itu berwarna kuning ke jingga.
Sebenarnya, Matahari itu berwarna putih.
Seperti layaknya semua cahaya yang berwarna putih, warna itu berubah-ubah akibat spektrum cahaya yang berbeda-beda panjang gelombangnya.
Spektrum cahaya berubah akibat panas yang memengaruhi panjang gelombang. Matahari yang memiliki panas sampai jutaan Celcius itu tentunya akan memiliki panjang gelombang tertinggi, yaitu warna putih.
Namun, kenapa Matahari warnanya bisa terlihat kuning ke jingga? Itu disebabkan karena adanya atmosfer Bumi yang mengubah panjang gelombang spektrum cahaya tadi.
Oleh itu sebabnya mengapa di pagi hari yang suhunya lebih dingin, Matahari terlihat lebih kemerahan atau jingga, sama seperti saat terbenam.
Jika kita melihat dari luar atmosfer Bumi, maka kita akan melihat Matahari berwarna putih.
5. Bumi itu bulat
Anggapan yang paling umum diterima oleh manusia modern adalah bahwa Bumi itu bulat.
Meskipun masih ada yang percaya dengan teori Bumi datar, namun umat manusia sudah beranjak lebih maju sejak dari Copernicus mengatakan bahwa Bumi itu bulat dan kemudian Magellan yang membuktikannya.
Hanya saja, ternyata mereka pun salah.
Bukan, bukan salah dalam artian Bumi itu memang datar. Melainkan salah dalam artian Bumi itu berbentuk bulat seperti bola.
Selama ini kita melihat gambar planet Bumi itu seperti bola yang berbentuk bulat. Namun, pada kenyataannya Bumi itu tidaklah bulat sempurna.
Karena planet kita memiliki daratan yang sedikit lebih lebar di bagian khatulistiwa (ekuator) dan lebih gepeng di bagian kutubnya.
Selain itu, planet Bumi itu terdiri dari lempengan-lempengan yang selalu bergerak akibat cairan magma yang berada di dalamnya.
Sehingga bentuk planet Bumi lebih mirip buah pear ketimbang bola sepakbola. (*)