"ISIS melakukan represi, tak ada keadilan dan taka ada perdamaian", ujar Nur menambahkan. Terdapat perbedaan besar antara warga sipil dan anggota ISIS.
"Warga sipil harus membayar semua hal, listrik, layanan keseahatan dan lainnya.
(Baca Juga: Aktor Tora Sudiro Mengaku Mendapatkan Dumolid dari Orang Ini, Begini Pengakuannya...)
Sementara jihadis ISIS mendapat semua secara gratis.
Kondisi mereka bagus, sementara warga terus mendapat opresi", kata Nur kepada kantor berita AP.
Impian adanya surga dunia di kalifat ISIS hancur seketika. Khayalan dan kalkulasi "dagang", bahwa modal yang dikeluarkan untuk datang ke Raqqa akan dikembalikan, dan ekonomi akan membaik, digerus habis oleh kenyataan berlakunya nepotisme, agresi, obsesi seks para jihadis serta perang yang terus mencabik "surga kalifat yang dijanjikan".
Berapa banyak kaum naiv atau garis keras atau gabungan keduanya, yang bergabung dengan ISIS yang menyerahkan diri atau ditangkap aparat keamanan, sejauh ini tidak ada angkanya.
Juga pejabat Kurdi yang menangani para eks-jihadis atau pengantin ISIS, tidak bersedia menjawab pertanyaan wartawan. (*)
(Baca Juga: Tak Terduga! 1 Abad Berdiri PT Nyonya Meneer Bangkrut, Ini Penyebabnya)
Artikel in sudah tayang di Kompas.com dengan judul ISIS Janjikan Surga Dunia, Realitanya Neraka dan Teror