Bagaimana caranya? Awalnya obat ini akan menyebabkan toleransi, yaitu diperlukan dosis yang semakin meningkat untuk mendapatkan efek yang sama.
Jika semula cukup dengan 5 mg untuk mendapatkan efek, maka berikutnya diperlukan 10 mg untuk mendapatkan efek yang sama. Hal ini diduga karena reseptor GABA menjadi semakin kurang sensitive terhadap obat dan saraf makin beradaptasi dengan obat.
Hal ini akan menyebabkan penderita cenderung meningkatkan dosisnya untuk mendapatkan efek yang sama, bahkan sampai mencapai dosis maksimalnya.
Toleransi ini akan mengarah kepada ketergantungan, di mana ketika obat dihentikan pemakaiannya, pengguna akan merasakan gejala-gejala semacam gejala putus obat (sakaw).
Gejala putus obat juga dapat terjadi setelah pemberian benzodiazepine padadosis normal yang diberikan pada jangka pendek.
Toleransi terhadap nitrazepam dapat berkembang dalam waktu 3-14 hari pada penggunaan terus menerus. Karena itu regimen pengobatannya harus diatur sependek mungkin dan sebaiknya hindari peresapan berulang.
Batas toleransi pasien satu dengan yang lain bisa bervariasi sangat besar, apalagi dengan pasien yang sudah mengalami gangguan otak atau jantung dan pernafasan.
( BACA Ini Dia Bahaya Dumolid Narkotika yang Menjerat Tora Sudiro dan Mieke Amaia )
Apa efek penyalahgunaan obat benzodiazepine?
Jika dipakai pada dosis terapi sesuai kebutuhannya, sebenarnya obat-obat ini relatif aman dan memberikan efek yang diharapkan, yaitu menenangkan dan membantu tidur.
Tetapi jika dosisnya makin meningkat, apalagi jika sampai over dosis, maka dapat muncul efek-efek lain akibat penekanan system syaraf pusat, seperti bingung, nggliyeng, gangguan penglihatan, kelemahan, bicara melantur, gangguan koordinasi, susah bernafas, bahkan bisa sampai koma.
Yang menarik, gejala penyalahgunaan obat benzodiazepine secara kronis dapat menyerupai gejala-gejala yang merupakan indikasi/ tujuan penggunaan obat ini pertama kali, yaitu kecemasan, tidak bisa tidur (rebound insomnia), tidak doyan makan, sakit kepala, lemas.
Hal ini menyebabkan penderita cenderung mengkonsumsi lebih banyak lagi.
Hal yang sama juga dapat terjadi ketika obat tiba-tiba dihentikan, akan terjadi gejala putus obat (Sakaw). Beberapa gejala umum ketika terjadi putus obat golongan obat benzodiazepine adalah kecemasan, gangguan tidur, kekakuan otot, gelisah.
Gejala lain yang lebih jarang terjadi adalah mual, lemah, mimpi buruk, gangguan koordinasi otot, dll. Dapat juga terjadi kejang akibat putus obat benzodiazepine, terutama pada mereka yang menggunakan dalam dosis tinggi ,waktu lama, dan ada penggunaan obat lain yang menurunkan ambang kejang.
Karena itu, sebaiknya penghentian obat benzodiazepine tidak dilakukan secara tiba-tiba, tetapi bertahap.
( BACA Ini 16 Gejala dan Ciri Kanker Otak yang Harus Diketahui, No 2 Wajib Diwaspadai! )
Bagaimana penggunaan yang tepat?
Yang pasti obat ini harus digunakan di bawah pengawasan dokter. Lama penggunaan obat ini harus sependek mungkin yang tetap bisa memberikan efek terapi sesuai dengan indikasinya, tetapi tidak boleh lebih dari 4 minggu, termasuk waktu penghentiannya secara bertahap.
Setelah 4 minggu, terapi sebaiknya tidak diteruskan sebelum dilakukan evaluasi terhadap kondisi pasien. Jika memang diperlukan terapi jangka panjang, maka kebutuhan pasien harus dipantau secara reguler.
Pada dasarnya obat golongan benzodiazepine bisa membantu penderita yang membutuhkan, tetapi harus berhati-hati untuk tidak menjadi tergantung kepadanya. Lebih baik menghindari daripada mengobati ketika sudah kecanduan. (Prof. Dr. ZulliesIkawati, Apt, Ketua PIOGAMA danKaprodi Magister Farmasi Klinik Fakultas Farmasi UGM)