Grid.ID - Pagi ini (16/8/2017) pesawat buatan anak bangsa, N219 menjalani penerbangan perdana.
Berikut 7 fakta di balik kesuksesan pembuatan dan uji coba penerbangan pesawat ini.
1. Dibuat sejak tahun 2011
Pesawat N219 ini telah dibuat sejak tahun 2011 lalu.
(BACA JUGA: Bukan Hanya N219, Ini Dia 7 Pesawat Karya Anak Bangsa, Memang Bikin Bangga!)
Pesawat ini merupakan produk anak negeri yang langsung dipimpin oleh PT Dirgantara Indonesia (PT DI) di Bandung.
2. Merupakan pesawat generasi kedua
Pesawat ini adalah pesawat generasi kedua yang dibuat Indonesia setelah pesawat N250 karya Habibie.
3. Desain Pesawat
Pesawat N219 dirancang untuk 19 penumpang sebagai pesawat perintis.
Tujuannya untuk menghubungkan daerah terpencil dan pulau terpencil di Indonesia.
(BACA JUGA: Santai Tapi Keren, Tiru Yuk Gaya Kasual Chic Modis Mantan Personil Princess Alika Islamadina )
Pesawat ini bisa mendarat di landasan tanah, berumput, atau berkerikil, dengan panjang landasan 600 meter.
4. Multifungsi
Selain angkutan penumpang, pesawat ini juga bisa digunakan untuk kargo, evakuasi medis, surveilans, dan patroli.
(BACA JUGA: Ryu Jun Yeol dan Hyeri Dikabarkan Kencan, Begini Pernyataan Agensi)
5. Teknologi canggih
Pesawat buatan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) dan PTDI ini adalah pesawat terbaru di kelasnya.
Pesawat ini diklaim punya banyak keunggulan termasuk kecanggihan teknologi yang digunakan.
(BACA JUGA: Nggak Cuma Indonesia, 5 Artis ini Juga Ulang tahun di Tanggal 17 Agustus Loh! No 4 Ternyata Pelawak)
6. Keunggulan dari pesawat sejanis lain
Ada beberapa pesawat sejenis yang beredar di pasaran, yakni Yunshuji-12 (Y12E) buatan Harbin Aircraft Manufacturing Corporation (HAMC) Tiongkok dan de Havilland Canada-6 (DHC6) produksi Viking Air Kanada.
Meski demikian, N219 memiliki banyak keunggulan dibandingkan pesawat sejenis, dari sisi teknologi, kapasitas kabin, dan kemampuan terbang pesawat.
7. Pesawat ini melalui serangkaian proses sertifikasi
Sertifikasi dilakukan pada dua aspek, yakni aspek desain dan analisis serta aspek pembangunan purwarupa pesawat. Sertifikasi aspek desain dan analisis dengan memeriksa dokumen yang dibuat perekayasa PTDI. Penyelesaian satu dokumen butuh beberapa minggu. Lebih dari 300 dokumen dan lebih dari 3.000 gambar teknis dan komponen sepadan harus ditinjau.
(BACA JUGA: 8 Fakta Di Balik Kostum Adat di Sidang MPR, Nomor 5 Bikin Jokowi Paling Ganteng)
8. Pangsa pasar
Pada 2014, Indonesia yang punya 170 rute penerbangan perintis butuh 40 pesawat sekelas N219. Pada 2015, rute penerbangan perintis bertambah menjadi 217 rute sehingga kebutuhan pesawat kecil sekelas N219 naik.
Pangsa pasar Asia Pasifik pun menjanjikan. Diperkirakan hingga tahun 2022 perlu 118 pesawat sekelas N219 versi sipil, termasuk untuk Indonesia.
(BACA JUGA: Beberapa Pasangan Seleb Korea yang Pernah Tertangkap Kamera Dispatch! Siapa Aja ya?)
9. Komponen pesawat dari luar negeri, tetapi teknisi 100% dari Indonesia
Pesawat dibuat oleh 300 eingineer terbaik bangsa.
Terdiri dari junior maupun senior lokal.
Inilah yang membedakannya dengan pesawat Habibie yang masih melibatkan orang dari luar negri.
Proses pembuatan N219 karya Habibie melibatkan 300-400 orang asing, sedangkan pesawat N219 dibuat tanpa satu orang pun orang asing.
(BACA JUGA: Inilah 9 Fakta Unik Tertawa, Nomor 7 Kamu Nggak Bakal Nyangka!)
10. Biaya pembuatan
Untuk melahirkan hingga siap terbang perdana, estimasi proyek N219 membutuhkan Rp 500-600 miliar.
Dana ini didukung oleh PTDI dan Lapan.
11. Beberapa kali batal
Sempat akan diluncurkan tahun 2015
Saat itu direncanakan pesawat N219 ini akan diluncurkan saat Hari Pahlawan.
Namun saat itu Jokowi berhalangan hadir sehingga terpaksa diundur.
Pesawat ini sempat pula akan diluncurkan pada Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) pada 8-11 Agustus 2017 yang dipusatkan di Kota Makassar, namun ternyata diluncurkan di Bandung.
(BACA JUGA: 8 Fakta Di Balik Kostum Adat di Sidang MPR, Nomor 5 Bikin Jokowi Paling Ganteng)
12. Lancarnya uji coba penerbangan pesawat N219 menjadi kabar baik.
Tahun 2018 Indonesia sudah bisa memproduksi pesawat N219.
Menurut PTDI, setidaknya Indonesia bisa menghasilkan 6 buah pesawat nantinya. (*)