Find Us On Social Media :

Inilah Sosok Wanita Pembawa Bendera Merah Putih di Upacara HUT Republik Indonesia ke-72

By Alfa Pratama, Kamis, 17 Agustus 2017 | 16:24 WIB

Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) membawa Bendera Merah Putih untuk dikibarkan saat Upacara Peringatan Detik-detik Proklamasi 17 Agustus di Lapangan Merdeka, Medan, Sumatera Utara, Senin (17/8/2015)

Grid.ID - Upacara peringatan kemerdekaan Republik Indonesia di halaman depan Istana Merdeka, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat selalu ditunggu oleh masyarakat Indonesia. 

Terutama, saat pengibaran sang saka merah putih. 

Salah satu yang diperhatikan adalah saat barisan Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) masuk ke halaman istana merdeka. 

Paskibraka memilki tugas utamanya mengibarkan duplikat bendera pusaka dalam upacara.

BACA Bikin Haru, Inilah Kisah 17 Agustusan Al dan Prilly, Bareng Mantan Pejuang Kemerdekaan

Setiap tahunnya, masyarakat akan bertanya, siapa anggota Paskibraka yang bertugas membawa nampan dan duplikat bendera pusaka?

Pada upacara peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia akan dimulai di halaman depan Istana Merdeka, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (17/8/2017), anggota Paskibraka yang bertugas membawa duplikat bendera pusaka adalah Fariza Putri Salsabila.

Fariza Putri Salsabila didampingi tiga anggota lainnya dari Kelompok 8 yang bertugas di tiang bendera.

Rahmat Hersa Widiatmoko sebagai Komandan Kelompok 8 yang mewakili Provinsi Kalimantan Barat bertugas mengibarkan bendera, Rianto Fajriansyah yang mewakili Provinsi Bengkulu sebagai pembentang bendera, dan Agus Putra Pratama Yudha sebagai penarik bendera yang mewakili Provinsi Nusa Tenggara Barat.

BACA : 9 Hotel Kapsul di Indonesia yang Layak Dicoba, Nomor 5 Ada Fasilitas Kolam Renangnya

Fariza Putri Salsabila adalah siswi SMAN 1 Kota Blitar yang terpilih mewakili Provinsi Jawa Timur sebagai anggota Paskibraka 2017.

Muhammad Wildan Arsyad Muzakki (Jawa Timur) 

Fariza Putri Salsabila merupakan anak dari pasangan putri dari Rudi Hendratno dan Ary Irawati.

Fariza Putri Salsabila yang merupakan alumnus SMP Negeri 2 Kota Blitar ini ternyata fans JKT48.

Selain Fariza Putri Salsabila, ada 67 rekannya yang bertugas dalam anggota Paskibraka. 

" >

Paskibraka adalah singkatan dari Pasukan Pengibar Bendera Pusaka dengan tugas utamanya mengibarkan duplikat bendera pusaka dalam upacara peringatan proklamasi kemerdekaan Indonesia di 3 tempat, yakni tingkat Kabupaten/Kota (Kantor Bupati/Wali Kota), Provinsi (Kantor Gubernur), dan Nasional (Istana Merdeka).

Anggotanya berasal dari pelajar SMA Sederajat kelas 1 atau 2.

Seleksi anggotanya biasanya dilakukan sekitar bulan April untuk persiapan pengibaran pada 17 Agustus.

Gagasan Paskibraka lahir pada tahun 1946, pada saat ibukota Indonesia dipindahkan ke Yogyakarta.

Memperingati HUT Proklamasi Kemerdekaan RI yang ke-1, Presiden Soekarno memerintahkan salah satu ajudannya, Mayor (Laut) Husein Mutahar, untuk menyiapkan pengibaran bendera pusaka di halaman Istana Gedung Agung Yogyakarta.

" >

Pada saat itulah, di benak Mutahar terlintas suatu gagasan bahwa sebaiknya pengibaran bendera pusaka dilakukan oleh para pemuda dari seluruh penjuru Tanah Air, karena mereka adalah generasi penerus perjuangan bangsa yang bertugas.

Tetapi, karena gagasan itu tidak mungkin terlaksana, maka Mutahar hanya bisa menghadirkan lima orang pemuda (3 putra dan 2 putri) yang berasal dari berbagai daerah dan kebetulan sedang berada di Yogyakarta.

Lima orang tersebut melambangkan Pancasila.

Sejak itu, sampai tahun 1949, pengibaran bendera di Yogyakarta tetap dilaksanakan dengan cara yang sama.

Ketika Ibukota dikembalikan ke Jakarta pada tahun 1950, Mutahar tidak lagi menangani pengibaran bendera pusaka.

" >

Pengibaran bendera pusaka pada setiap 17 Agustus di Istana Merdeka dilaksanakan oleh Rumah Tangga Kepresidenan sampai tahun 1966.

Selama periode itu, para pengibar bendera diambil dari para pelajar dan mahasiswa yang ada di Jakarta.

Pahun 1967, Husein Mutahar dipanggil presiden saat itu, Soeharto, untuk menangani lagi masalah pengibaran bendera pusaka.

Dengan ide dasar dari pelaksanaan tahun 1946 di Yogyakarta, dia kemudian mengembangkan lagi formasi pengibaran menjadi 3 kelompok yang dinamai sesuai jumlah anggotanya.

Ada tiga pasukan, Pasukan 17 / pengiring (pemandu), Pasukan 8 / pembawa bendera (inti), dan Pasukan 45/pengawal. (*)