Kabarnya cowok kelahiran 12 November 1999, jadi broken home sejak masih duduk di kelas 4 SD.
Ibunya tinggal di Kalimantan dan Bledheg ikut ayahnya di Sidoarjo.
Dunia hitam sehitam kulitnya itu kemudian dia tinggalkan karena permintaan sang ibu.
Bledheg diminta ibunya untuk masuk ke Kampung Anak Negeri yang dimiliki Pemkot Surabaya.
Dari hidup bebas melakukan apa saja dan nggak mikir sekolah, masuk ke sistem asrama sudah pasti nggak betah.
Kabur dan sering kena hukum, jadi makanan sehari-hari.
Di Kampung Anak Negeri, penghuninya ditempa untuk hidup disiplin.
Juga taat beribadah, dan dipaksa mengikuti kegiatan pengembangan bakat yang disediakan oleh Dinas Sosial.
Namun lama kelamaan anak pasangan Aminin dan Sulistyowati berubah, bahkan jadi salah penghuni yang berprestasi.
Sempat jadi juara tinju kelas 60 kg, nyatanya Bledheg nggak mengajukan diri jadi paskibraka.
Tapi tinggi badannya yang memenuhi syarat, membuatnya masuk dalam barisan itu.
Bledheg yang sudah nggak nakal lagi, sekarang bikin bangga ibunya.(*)