Grid.ID - Pisang goreng merupakan makanan yang populer di kalangan masyarakat Indonesia.
Selain rasanya enak, harganya pun murah pas untuk camilan saat minum kopi di pagi maupun sore hari.
Dilansir reporter Grid.ID dari World of Buzz seorang penjual pisang goreng asal Puchong, Malaysia hampir saja bangkrut karena usaha pisang gorengnya diterpa isu miring.
Amir Mohamed Yatim, 36 tahun dituduh menggunakan bubuk kapur/gamping dalam adonan tepung pisang gorengnya.
( Baca : Bikin Haru, Inilah Kisah 17 Agustusan Al dan Prilly, Bareng Mantan Pejuang Kemerdekaan )
Kejadian itu bermula ketika seorang pegawai Rumah Sakit Columbia yang membeli pisang goreng Amir yang berada di samping rumah sakit itu.
Disaat Amir sedang melayani pembeli, tanpa di sengaja sang pembeli melihat bungkusan bubuk kapur yang biasa digunakan untuk campuran semen bahan bangunan.
Lantas pembeli itu memfotonya kemudian menggungahnya ke media sosial.
Gara-gara foto tersebut pelanggan pisang goreng Amir menjadi sepi pelanggan.
( Baca : 33 Koleksi Busana Ramaikan Creative Week 2017 by LaSalle College Indonesia )
Mengetahui adanya isu tersebut Amir langsung membantahnya, namun sayang usahanya masih saja sepi pembeli.
"Isu saya menggunakan bubuk kapur untuk adonan tepung pisang goreng saya telah menyebar luas sehingga semua orang tahu".
"Bahkan Bibi saya memanggil saya ke rumahnya apakah benar berita tersebut".
Dengan adanya isu tersebut Amir lantas melaporkannya ke polisi.
( Baca : Kabar Gembira! Boyband Lawas Korea ini Umumkan Segera Comeback )
Berita tersebut bahkan sampai ke Kementrian Kesehatan Malaysia yang langsung melakukan pemeriksaan ke tempat Amir berjualan pisang goreng.
Setelah melakukan pemeriksaan kementrian kesehatan Malaysia mengumumkan ternyata memang benar Amir tidak menggunakan bubuk kapur untuk campuran tepung pisang gorengnya.
Yang terjadi sebenarnya ialah kesalahan dari pabrik yang memproduksi tepung terigu yang mengemas tepung terigu Amir dengan kemasan bubuk kapur bahan bangunan!.
Akibat dari berita miring tersebut kementrian kesehatan Malaysia memberikan surat teguran kepada pabrik yang membuat tepung terigu amir agar tidak salah kemasan saat mengemasnya. (*)