Find Us On Social Media :

Tak Berani Menatap Matanya Saat Ngobrol? Bisa Jadi Ini Sebabnya

By Afif Khoirul M, Jumat, 18 Agustus 2017 | 04:28 WIB

Ngobrol Sambil Menatap Mata

Grid.ID – Menatap mata seseorang saat berbicara adalah salah satu bentuk komunikasi yang baik.

Dengan melakukan kontak mata, kita bisa menyampaikan maksud dan tujuan kita dalam pembicaraan.

Kita juga bisa membaca ekspresi lawan bicara dengan kontak matanya.

Bertatapan juga punya fungsi lain.

( Baca : Bikin Haru, Inilah Kisah 17 Agustusan Al dan Prilly, Bareng Mantan Pejuang Kemerdekaan )

Kita bisa memastikan lawan bicara fokus mendengarkan pembicaraan kita atau tidak.

Tatapan mata juga bisa digunakan sebagai alat intimidasi.

Tetapi kadang-kadang kita menghindari tatapan mata seseorang yang kita segani.

Sering menghindari kontak mata mungkin anda seorang yang tipe pemalu.

( Baca : Ngeri, Tiba-tiba Ada Belatung Bermunculan Di Dalam Rumah Ibu Muda Ini, Kok Bisa Ya ? )

Anda lebih sering menunduk atau berpaling ketika bercakap-cakap.

Ternyata, ada alasan mengapa tatapan seseorang begitu menusuk lawan pembicaranya.

Jurnal Scientific Reports tahun 2015 mengemukakan bahwa area otak sebagian orang menjadi overaktif ketika bertatap mata.

Area ini disebut dengan istilah sistem subkortikal.

( Baca : Ganteng Dengan Dada Bidang Dan Berotot, Fakta Masa Lalu Pemilik Gym Ini Bakal Bikin Kamu Terkejut )

Sistem ini mempunyai tugas untuk mengenali serta menerjemahkan ekspresi wajah orang lain, lewat tatapan mata.

Pengidap spektrum autism sering mengalami fenomena sensitif.

Fenomena yang dimaksud adalah otak tiba-tiba menerima rangsangan saraf yang berlebihan ketika dihadapkan dengan tatapan mata seseorang.

Jadi, menghindari kontak mata dengan seseorang tak selalu berarti anda enggan bicara dengannya.

( Baca : Habis Upacara Siswa SMA Hajar Trotoar Dengan Mobil, Malah Begini Komentar Netizen  )

Atau tidak memerhatikan kata-katanya.

Kemungkinan otak anda yang bereaksi berlebihan sehingga anda merasa tak nyaman ketika bertatapan.

Pakar dari University of Tampere di Finlandia, Jari K. Hietanen, mengatakan terlalu banyak berpikir soal interaksi anda dengan orang lain justru membuat anda gugup.

Tidak perlu dipaksakan jika anda memang merasa tak nyaman.

Posisi bicara yang nyaman bisa anda pilih untuk menutupi hal ini.

Tapi di kasus lain, misalnya saat di wawancara, kontak mata memang sangat penting.

Untuk itu, anda yang mempunyai kelemahan dalam kondisi ini mungkin harus berlatih.

Lama kelamaan otak anda juga akan terbiasa terhadap hal ini.

(*)