Jumlah kematian ini meningkat tujuh kali lipat dalam waktu 15 tahun dari 1999-2014.
Dr Li menuturkan, mungkin masih ada kasus kematian penderita autisme yang tidak dilaporkan.
Misalnya kematian akibat penyerangan ataupun bunuh diri.
Kematian tersebut paling umum terjadi karena mati lemas, kemudian sesak nafas lalu tenggelam.
(BACA JUGA:5 Fakta Jan Ethes Srinarendra, Cucu Presiden yang Ikut Upacara di Istana, Nomor 2 Unik Banget!)
Temuan ini ditulis dalam American Journal of Public Health, seperti dikutip Tim Grid.ID dari Kompas.com.
Li menambahkkan, anak autis lebih sering cemas ketika berada di dalam air.
Orang tua seharusnya mendaftarkan anak di kelas renang.
Kemampuan berenang bagi anak autis adalah keterampilan hidup yang penting.
Sesuatu yang sederhana seperti ini mungkin bisa benar-benar menyelamatkan hidup anak-anak. (*)