Find Us On Social Media :

Fakta, Hasil Riset Buktikan Bahwa Kelamaan Internetan Bisa Merusak Mental

By Way, Jumat, 18 Agustus 2017 | 21:27 WIB

Kecanduan internet

Grid.ID- Apakah kamu selalu terhubung dengan internet sepanjang waktu? 

Jika iya, berarti ini adalah kabar buruk untukmu! 

Ada sebuah penelitian terbaru yang dilakukan oleh para ilmuwan dari Etiologically Elusive Disorders Research Network (EEDRN) bersama dengan dokter dari AIIMS dan neurobiologists, New Delhi.

Mereka telah menemukan, bahwa penggunaan internet yang berlebihan menyebabkan disfungsi neuro-kognitif dan masalah perilaku jangka panjang.

" >

Setelah penelitian selama tujuh bulan, penelitian ini baru-baru ini dipublikasikan di jurnal internasional , Current Psychiatry Reviews.

"Saat ini orang banyak menghabiskan waktu online untuk mencari informasi yang masuk akal, dan menanggapi update dan masukan." 

"Jaringan saraf otak yang ditugaskan pada fungsi kognitif, selalu teriritasi oleh informasi yang masuk dan membangkitkan reaksi mental." 

(Baca :  Ladies Perlu Tahu Nih, Cara Hidup Arsa Mayori dan Keluarga Jalankan Saat Ini...Bisa Ditiru Loh )

"Sebagai hasilnya, individu menjadi rentan terhadap banyak disfungsi neuropsikiatri, "kata Dr Muneeb Faiq, Ahli Neurobiologi Klinis dan Co-Author dari Research Paper, AIIMS.

Menurut penelitian, penggunaan internet secara berlebihan memang memiliki pengaruh adiktif. 

Bahkan, efek akumulasinya dapat menyebabkan stres yang bermanifestasi sebagai disfungsi neurokognitif.

Penelitian ini didasarkan pada analisis empiris literatur review  yang menjelaskan tanda dan gejala perwakilan daerah otak yang terlibat dan mekanisme konstitutif, akibat disfungsi neurokognitif karena penggunaan internet secara berlebihan.

(Baca : Ajaib! Jembatan Ini Diciptakan Dari Proses Alami Bukan Buatan Manusia, Kok Bisa Ya ?  )

Iritasi, kecemasan dan obsesif, hanya sedikit disfungsi neuropsikiatri yang terlihat di antara orang-orang, selama penelitian berlangsung.

Sementara itu, para periset juga mengungkapkan kekhawatiran mereka bahwa jika masalahnya melampaui batas geografis dan, jika diabaikan, dapat menjamur sebagai "Penyakit Peradaban Manusia". (*)