Find Us On Social Media :

Ini Dia Pemilik Tangan Palsu Termuda Di Dunia, Orang-Orang Sebut Bionic Boy

By Anita Rohmatur R, Jumat, 25 Agustus 2017 | 18:57 WIB

?Ini Dia Pemilik Tangan Palsu Termuda Di Dunia, Orang-Orang Menyebutkan 'Bionic Boy

Laporan reporter Grid.ID, Hyashinta Amadeus Onen Pratiwi

Grid.ID - Punya anggota tubuh lengkap adalah anugerah mahal yang harus kita syukuri.

Ada seorang anak berumur 11 tahun yang menjadi anak bungsu di dunia bionic.

Bionik adalah ilmu yang digunakan untuk mengganti struktur anatomik atau proses fisiologi dengan komponen elektronik atau mekanik.

Ilmu bionik ini sedang mengalami kemajuan besar, misalnya pengembangan telinga bionik dan mata buatan.

(BACA JUGA:Heboh! Gebby Vesta Unggah Video Vishal Karwal Di Atas Ranjang Hotel, Ternyata Ini Yang Mereka Lakukan)

Seperti dilansir DailyMail, anak ini tampil dalam sebuah acara televisi berjudul "This Morning" di Inggris.

Nama anak ini adalah Alan Gifford yang berasal dari Swansea, Inggris.

Tangannya terpaksa diamputasi saat umurnya baru 3 tahun.

Saat itu terkena komplikasi dan masalah jantung yang membuatnya harus kehilangan pergelangan tangan.

Ibunya, Hannah Jones butuh waktu bertahun-tahun untuk membeli harga tangan palsu itu.

(BACA JUGA:Innalillahi, Jane Shalimar Sesak Ditinggal Ibunya)

Alan kehilangan 2 pergelangan tangan.

Untungnya, satu tangan palsunya dibeli dari uang sumbangan.

Untuk tangan kedua ia harus membeli sendiri seharga Rp 500 juta-an.

Alan kemudian memamerkan keahlian barunya yaitu naik sepeda.

Selain itu terlihat sangat bahagia bisa berjabatangan dengan presenter acara itu.

(BACA JUGA:Waduh, 10 Model Sepatu Ini Uniknya Kelewatan, Nomor 10 Bentuknya Seperti Batu)

Tangan pertama Alan dipasang pada tahun 2015, sedangkan tangan keduanya dipasang tahun 2017 ini.

Alan bercita-cita menjadi guru bagi anak-anak berkebuthan khusus.

Ia merasa sangat senang bisa pergi ke taman dan memegang gagang tangga di taman.

Ibunya menambahkan sebelumnya Alan terus menghabiskan waktu untuk belajar menggunakan kedua tangannya secara bersamaan.

Sekarang dia bisa mandiri seperti apa yang diharapkan anak seusianya.

(*)