Grid.ID - Bedak Johnson & Johnson telah digunakan selama puluhan tahun. Mereka biasanya digunakan untuk bayi untuk menghindari ruam, sementara beberapa wanita menggunakannya di area genital mereka.
Dilansir reporter Grid.ID dari viral4real, ternyata banyak ahli kesehatan mengklaim bahwa orang yang terpapar bedak tabur untuk jangka waktu yang lama meningkatkan peluang mereka terkena kanker.
Eva Echeverria, 63 tahun, asal Los Angeles, Amerika Serikat adalah satu dari ribuan pengadu yang telah menuntut raksasa produsen bedak Johnson & Johnson yang mengklaim bahwa bedak bayi itu menyebabkan mereka mengidap kanker ovarium.
Seorang hakim asal Los Angeles menjatuhkan vonis kepada produsen bedak Johnson & Johnson untuk membayar $ 417 juta dolar kepada Echeverria, yang terlalu sakit untuk menghadiri persidangan.
Hanya beberapa tuntutan hukum yang diproses, tapi sejauh ini sebagian besar keputusan hakim telah memenangkan tuntutan para penuntut dengan perusahaan tersebut.
Pada bulan Mei, seorang Hakim di Missouri memberikan $ 110 juta dolar kepada seorang wanita di Virginia, setahun setelahnya hakim di Missouri memberikan $ 55 juta kepada satu penggugat dan $ 72 juta kepada seorang wanita yang meninggal sebelum putusan tersebut terlaksana.
Wanita lain, Deane Berg dari Sioux Falls, S.D., memenangkan sebuah tuntutan hukum, namun dewan hakim tidak memberikan vonis untuk ganti rugi.
Echeverria mengklaim telah mulai menggunakan bedak itu di area genitalnya sejak berusia 11 tahun.
( Baca : Rutin Bercinta Akan Berefek di Pekerjaan, Ini Faktanya! )
Dia didiagnosis menderita kanker ovarium pada tahun 2007. Dia tidak pernah tahu bedak itu meningkatkan risiko terkena kanker.
"Dia mengatakan kepada saya, 'Saya tidak melakukan ini untuk diri saya sendiri,'"