Grid.ID – Persalinan adalah waktu yang menakutkan sekaligus menyenangkan bagi seorang ibu.
Saat ini, telah banyak cara-cara simpel untuk mempercepat proses persalinan.
Salah satunya adalah dengan menstimulasi puting.
Stimulasi puting membuat tubuh seakan-akan bereaksi kepada isapan bayi pada puting ibu.
( Baca : Nonton Konser Dangdut Fans Sampai Cidera Leher, Via Valen Kemudian Lakukan Hal Ini )
Hal ini bisa merangsang tubuh memproduksi hormon oksitosin sebagai pemicu kontraksi pada Rahim.
Metode ini dapat dilakukan ketika tubuh sudah mengeluarkan tanda-tanda siap melahirkan seperti leher rahim mulai menipis, makin lembut dan terbuka.
Untuk melakukan stimulasi puting, kamu bisa memanfaatkan pompa asi yang menyerupai isapan mulut bayi.
Sebagai alternatif, cobalah dengan memanfaatkan jari ataupun mulut pasangan.
( Baca : Berbalut Emas dan Permata Ini Dia Penampilan Mayat Termewah di Dunia )
Selain dilakukan pada puting langsung, aerola atau area gelap di sekitar puting juga bisa dimanfaatkan.
Gunakan jari atau telapak tangan lain untuk memiijat aerola.
Pijatan dapat langsung dilakukan pada kulit ataupun dilapisi kain tipis.
Letakkan telapak tangan di sekitar aerola dan lakukan gerakan memutar dengan lembut.
( Baca : Nonton Konser Dangdut Fans Sampai Cidera Leher, Via Valen Kemudian Lakukan Hal Ini )
Stimulasi puting dilakukan maksimal 3 kali sehari dengan total waktu 60 menit.
Tiap sesi stimulasi pada tiap payudara paling lama 15 menit.
Lakukan bergantian antara payudara kiri dan kanan.
Jika terjadi kontraksi sebaiknya dihentikan. Jangan teruskan stimulasi jika kontraksi terjadi selama satu menit dengan masing-masing kontraksi berjeda 3 menit.
Hal ini untuk mencegah stimulasi yang berlebihan.
Perlu diingat, tidak semua kehamilan dapat mempraktikkan stimulasi puting, hanya disarankan pada kehamilan sehat serta bayi sudah siap lahir.
Bagi ibu hamil yang memiliki riwayat tekanan darah tinggi, preeklampsia dan diabetes saat hamil disarankan untuk tidak menerapkan metode ini. (*)