Find Us On Social Media :

Berbahagialah yang Bisa Menguap, Inilah Fakta Mengejutkan Dari Menguap

By Alfa Pratama, Jumat, 1 September 2017 | 20:27 WIB

Beberapa penelitian menunjukkan adanya kaitan antara ketularan menguap dengan kedekatan hubungan antara orang yang pertama menguap dengan yang ditularinya.

Laporan Wartawan Grid.ID, Yuliana Sere

Grid.ID – Menguap itu menular.

Kamu bisa perhatikan ketika seseorang menguap di ruangan, kemudian teman di sebelahnya akan menguap dalam hitungan detik.

Fakta lain adalah jika kamu semakin menutup mulut untuk menahap menguap maka itu hanya akan membuatmu ingin melakukannya lebih.

Dilansir dari dailymail.co.uk, para ilmuwan di Nottingham University membuat penemuan tersebut setelah menunjukkan 36 video klip orang dewasa menguap.

Mereka mengatakan bahwa menguap itu sama seperti batuk dan kencing yang ada sesuatu yang mendorong kamu untuk melakukannya.

Baca : 5 Berita Terpopuler, Terkuaknya Nama Asli 10 Selebriti Hingga Kondisi Gadis yang Diperkosa 3 Anggota Keluarganya

Pemimpin penelitian ini, Stephen Jackson mengatakan bahwa efek menular ini sangat individual.

Beberapa orang menguap 30 kali dalam sesi 10 menit pertama dan beberapa tidak sama sekali.

Bila orang mencoba untuk tidak menguap maka ada ketegangan di otak atau tepatnya di korteks pengendali utama yang mengendalikan aktivitas ini.

Hal inilah yang mungkin menyebabkan menguap tidak dapat dihentikan dan orang-orang merasakan dorongan yang lebih besar untuk melakukannya.

Baca : 5 Tips Membakar Sate Daging Sapi atau Kambung, Nomor 5 Dagingnya Jadi Tak Mudah Kering

Kamu juga bisa melihat orang psikopat dalam kasus ini karena mereka tidak menguap ketika orang di sekitar mereka menguap.

Hasil dari penelitian ini adalah menguap bisa mengobati seseorang dengan demensia.

Demensia adalah suatu kondisi di mana kemampuan otak seseorang mengalami kemunduran.

Kondisi ini dapat ditandai dengan keadaan seseorang sering lupa akan sesuatu, keliru, adanya perubahan kepribadian, dan emosi yang naik-turun atau labil.

Yang jelas, kebanyakan peneliti sepakat soal kecenderungan seseorang bisa ketularan menguap, dan salah satu penyebabnya adalah rasa empati dan adanya ikatan.

Karenanya berbahagialah bila saat kamu menguap, anggota keluarga yang lain ikut ketularan.

Mungkin itu pertanda adanya ikatan dan hubungan yang dekat.

(*)

" >