Belasan aktivis dan mantan penerima Nobel, bahkan kini tak segan menarik ucapan mereka.
Dikutip Grid.ID dari The Guardian, dari memuji, para aktivis kini berbalik mengkritik Aung San Suu Kyi.
Mereka menulis surat terbuka untuk PBB, terkait adanya pembantaian etnis di Myanmar.
"Bila kita tak melakukan aksi, orang-orang akan kelaparan sampai mati, bila tidak, akan mati tertembak,".
"Suu Kyi adalah pemimpin di sana, dan dia yang bertanggungjawab untuk memimpin, dengan keberanian, kemanusiaan, dan welas asih," tulis surat tersebut
Lalu, benarkah Suu Kyi diam saja dengan isu pembantaian etnis Rohingya?
Dikutip terpisah oleh Grid.ID dari The Guardian, berikut 4 hal yang membuat Suu Kyi dianggap 'berdosa' karena terjadinya isu pembantaian etnis Rohingya :
1. Menolak Investigasi Tim PBB
Pada 3 Mei 2017, AFP melansir Aung San Suu Kyi sempat menolak permintaan komisi HAM PBB untuk datang ke Myanmar.
Padahal, Tim PBB datang dengan misi menyelidiki dugaan adanya pembantaian etnis Rohingya.
Penolakan Suu Kyi diutarakan dalam kunjungannya di Belgia.