Laporan Wartawan Grid.ID, Ahmad Rifai
Grid.ID - Citra satelit ini dapat menunjukkan seluruh desa yang telah terbakar habis.
Tragedi pilu terjadi saat kekerasan baru-baru ini meledak di Myanmar.
Diduga, pasukan pemerintah Myanmar menutupi pembantainnya terhadap etnis minoritas, Rohingya.
Terdapat 700 rumah pemukiman muslim Rohingya di Chein Khar, di negara bagian Rakhine, Myanmar Utara.
(Baca juga: Jessica Iskandar dan Vishal Singh Asik Gendong-gendongan di Kolam Renang, Enggak Apa-apa Asal Bukan Laki Orang!)
Kini, tempat tersebut telah rata oleh abu akibat terjadi pengrusakan heboh.
Kelompok hak asasi manusia setempat mengklaim bahwa desa-desa di Rakhine dibakar untuk menutupi terjadinya penjegalan massal.
Bentrokan terakhir dimulai pada 10 hari yang lalu.
Kejadian ini memaksa hampir 100 ribu orang Rohingya eksodus ke negara tetangga, Bangladesh.
(Baca juga: Di Depan Girl Squad, Deddy Corbuzier Bilang Gaya Ayu Ting Ting Yang Ini MEMPRIHATINKAN)
Direktur Arakan Project (Organisasi HAM berbasis di Thailand), Chris Lewa, memantau apa yang terjadi di Rakhine.
Dia mengatakan setidaknya ada puluhan orang Rohingya telah dibunuh oleh militer dan etnis Burma.
Dikutip wartawan Grid.ID, Ahmad Rifai, dari BBC World Service, Lewa mengatakan, "Sedikitnya 130 orang telah terbunuh."
Meski, "Sebenarnya kami pikir lebih dari itu."
(Baca juga: Akan Segera Menikah Dengan Laudya Cynthia Bella, Ini Bukti Engku Emran Adalah Suami Idaman)
"Temuan kami sekarang, setelah pembunuhan, militer dan warga sipil lainnya mengumpulkan mayat dan kemudian membakarnya agar tak meninggalkan bukti apapun."
Human Rights Watch (HRW) menganalisis gambar terbaru pada daerah tersebut.
Mereka menganalisis setidaknya ada 700 bangunan yang tampaknya terbakar dalam satu desa.
Wakil direktur HRW untuk Asia, Phil Robertson, berkata, "Citra satelit baru-baru ini menunjukkan telah terjadi kehancuran total sebuah desa Muslim."
(Baca juga: 6 Kesalahan Dalam Mengaplikasikan Makeup Yang Wajib Kamu Tahu, Nomor 4 Pasti Sering Kamu Lakukan)
"Ada kekhawatiran tingkat kerusakan di negara bagian Rakhine utara dapat menjadi lebih parah daripada yang diperkirakan semula."
Padahal, "Ini hanya satu dari 17 situs yang jadi tempat titik pembakaran muncul."
"Pemantauan independen dibutuhkan di lapangan untuk segera mengungkap apa yang sedang terjadi."
Sekitar 100 ribu pengungsi telah melarikan diri dari kekerasan yang berkecamuk di Myanmar.
(Baca juga: Setiap Hari, 'Tanda Lahir' Bayi Perempuan ini Terus Membesar, Beginilah Kondisinya Ketika Dia Telah Dewasa)
Rakhine sendiri sebenarnya telah jadi tempat konflik berbasis agama sejak 2012.
Sebenarnya banyak pendapat bahwa kekerasan ini bukan semata karena agama.
Agama hanya digunakan sebagai sampul mengapa konflik ini bisa terjadi.
Bagi Phil Robertson, "Citra satelit baru-baru ini menunjukkan mengapa penting bagi penyelidik internasional untuk diizinkan masuk ke lokasi tersebut."
(Baca juga: Sering Tampil Sporty & Kasual, Pesona Engku Emran Ini DIjamin Bikin Meleleh Kaum Hawa deh)
Ibu kot Bangladesh, Dhaka, telah meningkatkan kontrol perbatasan.
Dikutip dari PBB pada hari senin, setidaknya ada 87 ribu pengungsi Rohingya yang telah tiba di bangladesh.
Sedangkan 20 ribu lainnya kini tengah berada di perbatasan menunggu untuk masuk.(*)
Rohingya Muslims are fleeing their homes by the thousands after they say the Myanmar govt burned down their villages. pic.twitter.com/olSGVU4tTS
— AJ+ (@ajplus) September 3, 2017