Malamnya badannya menggigil dan rasa sakitnya memuncak.
Istrinya menelepon rumah sakit namun rumah sakit menyarankan untuk pergi ke dokter keesokan harinya.
Sampai di rumah sakit, kondisi sepsis Roy sudah semakin parah.
Ia harus dibawa ke rumah sakit yang jaraknya lebih dari 200 km jauhnya.
Kondisi Roy tidak memungkinkan untuk banyak bergerak.
Saat itu istrinya merasa setiap nafas yang ia ambil bisa menjadi yang terakhir.
Dengan helikopter, istrinya, Sarah melepas Roy.
"Sesaat sebelum dia pergi, dengan air mata di mataku, aku mencium keningnya. dan mengatakan kepadanya bahwa saya akan menemuinya besok, "kata Sarah.
Keesokan harinya ia menyusul menggunakan perahu.
Kondisi Roy sudah semakin parah. Matanya bergerak, namun Sarah merasa sangat hancur melihat kondisi suaminya.
"Para petugas medis mengatakan bahwa mereka tidak tahu berapa lama dia akan hidup, tapi saya benar-benar tidak tahu apa yang akan saya lakukan jika saya kehilangan Dia, "tambahnya.