Gao Huiqiang, 32 tahun, mengatakan bahwa perusahaan konstruksi tempatnya bekerja menyuruhnya untuk mencari lisensi sebelum menggunakan pesawat tak berawak secara profesional saat bekerja nanti.
"Karena undang-undang tentang pesawat terbang menerapkan dan kerangka hukum sedang dibangun, mereka menyuruh saya untuk datang dan mendapatkan lisensi terlebih dahulu," tambahnya.
Pada bulan Juni, China menetapkan tenggat waktu akhir Agustus untuk pemilik pesawat tak berawak, untuk mendaftarkan diri mereka demi mendapat lisensi terbang tersebut.
(BACA JUGA: Jelang Persalinan, Foto Anak Rain dan Kim Tae Hee Sudah Tersebar? Begini Penampakannya)
Pekan lalu, sebuah basis uji terbang dibuka di Shanghai, yang mengharuskan pesawat tak berawak sipil terbang di bawah 150 meter.
Sebagian lainnya menolak gagasan menghabiskan sekitar 10.000 yuan atau sekitar 10 juta rupiah untuk kualifikasi resmi penerbang drone, terutama karena ketidakpastian seputar peraturan di masa depan.
"Mereka tidak tahu kapan peraturan selanjutnya akan diperkenalkan," kata Hao Jiale, manajer di sebuah toko drone DJI.
"Beberapa orang ingin menunggu dan melihat," tanpa membuat lisensi itu. (*)