Para peneliti berkolaborasi dengan University of Pennsylvania dan University of North Carolina Charlotte untuk melakukan penelitian ini.
Studi ini diikuti oleh 1.277 pekerja di sebuah firma konsultasi keuangan internasional.
Survei tersebut menyediakan data tentang jam kerja karyawan, serta tanggapan yang menunjukkan tingkat kerja keras, keterlibatan mereka dalam pekerjaan kesehatan dan kesejahteraan.
(BACA JUGA: Sayuran Ini Bisa Obati Bengkak Memar Loh Ternyata, Coba Praktekin Deh!)
Pemeriksaan medis mencari faktor risiko penyakit jantung dan diabetes pada responden ini.
Hasilnya menunjukkan bahwa bekerja berjam-jam sendiri bukanlah indikator bahwa seseorang akan mengalami gejala fisik yang berkaitan dengan stress.
Misalnya, sakit kepala atau sakit perut, atau faktor risiko penyakit jantung dan diabetes.
Namun, workaholisme dikaitkan secara signifikan dengan keluhan fisik terkait stres.
Tapi bukti bahwa ini akan menyebabkan penyakit jantung atau diabetes ditemukan hanya untuk karyawan dengan keterlibatan kerja di bawah rata-rata.
(BACA JUGA: Bikin Pangling! Terlihat Layaknya ABG lagi, Begini Penampilan Diva Indonesia Yang Kian Mempesona)
Orang yang gila akan pekerjaan justru tidak menunjukkan adanya risiko gangguan kesehatan serius ini.
Profesor Brummelhuis mengatakan kamu bisa bertanya pada dirimu sendiri, apa alasan kamu bekerja begitu keras.
Jika alasannya karena cinta pada pekerjaan, go for it.
Tapi jika tidak, maka kamu perlu mendengar lonceng alarm kesehatanmu. (*)