Find Us On Social Media :

Workaholic Punya Risiko Sakit Lebih Tinggi? Mitos Atau Fakta sih? Ternyata Ini Penjelasannya!

By Anita Rohmatur R, Kamis, 7 September 2017 | 13:46 WIB

Workaholic ternyata bisa membawa keuntungan

Laporan Wartawan Grid.ID, Yuliana Sere

Grid.ID – Istilah workaholic merupakan istilah bagi seseorang yang lebih mementingkan pekerjaannya.

Dia cenderung untuk tidak memperhatikan aspek kehidupan lain.

Istilah workaholic pertama kali digunakan pada tahun 1950 oleh psikolog yang ingin mendefinisikan apa yang mereka lihat sebagai kecanduan proses, mirip dengan perjudian.

Banyak orang mengatakan bahwa hal ini bukan hal yang baik sebab ini mengganggu kesehatan karena pastinya kamu akan kurang tidur.

(BACA JUGA: Wajib Coba! 4 Inspirasi Mix and Match Slip On ala Laudya Chintya Bella, Dijamin Bikin Kamu Jadi Pusat Perhatian)

Setelah berhasil melansir dari dailymail, Grid.ID temukan sesuatu di luar dugaanmu.

Orang yang mencintai pekerjaan mereka tidak mengalami hasil kesehatan yang negatif dari kerja lembur.

Temuan ini secara kontroversial mempertanyakan gelombang penelitian peringatan over-workers ADHD saat ini.

Ini memiliki risiko depresi yang tinggi dan dapat menderita masalah jantung karena tidak dapat tidur.

(BACA JUGA: 6 Bukti Putri Jokowi Seorang Fans K-POP, Nomor 6 Diupload Idol Koreanya Sendiri loh!)

Pernyataan ini dibenarkan oleh Profesor Lieke ten Brummelhuis, peneliti utama di Sekolah Bisnis Beedie Simon Fraser University.

Para peneliti berkolaborasi dengan University of Pennsylvania dan University of North Carolina Charlotte untuk melakukan penelitian ini.

Studi ini diikuti oleh 1.277 pekerja di sebuah firma konsultasi keuangan internasional.

Survei tersebut menyediakan data tentang jam kerja karyawan, serta tanggapan yang menunjukkan tingkat kerja keras, keterlibatan mereka dalam pekerjaan kesehatan dan kesejahteraan.

(BACA JUGA: Sayuran Ini Bisa Obati Bengkak Memar Loh Ternyata, Coba Praktekin Deh!)

Pemeriksaan medis mencari faktor risiko penyakit jantung dan diabetes pada responden ini.

Hasilnya menunjukkan bahwa bekerja berjam-jam sendiri bukanlah indikator bahwa seseorang akan mengalami gejala fisik yang berkaitan dengan stress.

Misalnya, sakit kepala atau sakit perut, atau faktor risiko penyakit jantung dan diabetes.

Namun, workaholisme dikaitkan secara signifikan dengan keluhan fisik terkait stres.

Tapi bukti bahwa ini akan menyebabkan penyakit jantung atau diabetes ditemukan hanya untuk karyawan dengan keterlibatan kerja di bawah rata-rata.

(BACA JUGA: Bikin Pangling! Terlihat Layaknya ABG lagi, Begini Penampilan Diva Indonesia Yang Kian Mempesona)

Orang yang gila akan pekerjaan justru tidak menunjukkan adanya risiko gangguan kesehatan serius ini.

Profesor Brummelhuis mengatakan kamu bisa bertanya pada dirimu sendiri, apa alasan kamu bekerja begitu keras.

Jika alasannya karena cinta pada pekerjaan, go for it.

Tapi jika tidak, maka kamu perlu mendengar lonceng alarm kesehatanmu. (*)