?Laporan reporter Grid.ID, Hyashinta Amadeus Onen Pratiwi
Grid.ID - Punya anak kecil di rumah memang butuh perhatian tersendiri, termasuk dalam meletakkan barang.
Wajah inosen mereka dan pikiran polos mereka terkadang belum bisa membedakan mana yang bahaya dan mana yang tidak bahaya.
Dilansari World of Buzz, ada pasangan di Fuzhou, China yang berpikir anak mereka tidak cukup kuat untuk membuka lemari.
Namun ternyata prediksi mereka salah.
( BACA : Terungkap Dari Sahabatnya Sendiri, Inilah Bocoran Rencana Pernikahan Whulandary Herman )
Anak mereka yang baru berusia 2 tahun mengalami luka bakar serius di mulut dan kulitnya.
Tanpa sengaja, anak yang bernama Xiaoyun ini makan sabun cuci.
Ia melihat ada kemasan berwarna terang di sebuah lemari.
Kejadian ini berlangsung tanggal 24 Agustus 2017 ketika batita kecil itu melihat kemasan menarik dan mulai mengunyah isinya.
( BACA : 3 Manfaat Luar Biasa Pare, Dibalik Rasanya yang Pahit Sayuran Ini Mengandung Zat Anti Kanker )
Dia rupanya salah mengira. Ia pikir isinya bubuk susu, namun ternyata sabun cuci.
Xiaoyun pun mulai menangis sambil meneteskan air liur.
Gadis kecil malang ini pun beberapa menit kemudian mengalami kondisi yang lebih parah.
Bibir kecilnya berubah menjadi ungu.
( BACA : Saat Menyanyikan Cium Pipiku, Vina Panduwinata Mendapat Kejutan yang Nekat )
Sementara itu darah mulai keluar dari lecet yang terbentuk di sekitar mulutnya.
Dia kemudian dibawa ke rumah sakit 3 jam setelah pertama kali menelan bubuk detergen itu.
Dalam kemasan sabun cuci sudah dituliskan agar meletakkan bungkusan jauh dari jangkauan anak-anak.
Dokter pun mengatakan bahwa batita itu mengalami luka di saluran pencertanaan termasuk bagian dalam tubuhnya karena bersentuhan dengan sabun cuci itu.
Dokter juga mengatakan bahwa jika seorang anak tanpa sengaja menelan bahan berbaya, mereka harus dibawa ke rumah dalam waktu 6 jam.
Selain juga hindari membuat si anak muntah karena akan menyebabkan kerusakan yang lebih parah.
Orang tua sebaiknya membawa sisa barang yang ditelan ke rumah sakit agar dokter dapat menentukan pengobatan terbaik.
(*)