Dia juga harus mengerjakan tugasnya sambilan dengan membantu ibunya berjualan.
Halimah berhasil melewati masa sulit itu, dan puncaknya masuk ke Fakultas Hukum Universitas Singapura (sekarang National University of Singapore) yang sangat bergengsi.
Kecerdasannya membuat Halimah dianugerahi beasiswa dari Islamic Religious Council of Singapore.
Ibu dari lima anak ini menyelesaikan perkuliahannya di tahun 1978. Dia kemudian bergabung dengan National Trades Union Congress (NTUC) atau organisasi perburuhan Singapura.
Dia memulai karirnya di divisi hukum NTUC memperjuangkan hak-hak pekerja.
NTUC menjadi tempat Halimah merangkak dari bawah hingga dipilih menjadi Deputi Sekretaris Jenderal, posisi kedua terkuat di NTUC.
Tidaklah mengagetkan jika Halimah populer di kalangan buruh, karena dia memang menghabiskan karir selama 30 tahun di NTUC.
(BACA JUGA: 4 Orang Ini Melakukan Operasi Plastik Demi Mirip Dengan Tokoh Idola)
Tahun 2001 setelah dibujuk oleh Perdana Menteri ketika itu Goh Chok Tong, Halimah memutuskan terjun ke dunia politik.
Dia terpilih mewakili konstituensi Jurong serta mengukir sejarah sebagai wanita pertama yang menjadi anggota parlemen dari Suku Melayu.
Istri dari Mohamed Abdullah Alhabshee itu kemudian ditunjuk menjadi anggota kabinet dengan posisi menteri muda di berbagai kementerian.
Januari 2013 Halimah terpilih sebagai Ketua DPR, lagi lagi menjadi perempuan pertama yang dipercaya menduduki posisi itu.
(*)
(Ericssen/ Kompas.com)
Artikel ini pernah tayang di Kompas.com Halimah Yacob, dari Penjual Nasi Padang ke Istana Presiden Singapura)