Find Us On Social Media :

Anak Ini Hampir Tewas Setelah Makan Hot Dog di Sekolahnya, Ternyata Ini Sebabnya! Waspadalah!

By Anita Rohmatur R, Kamis, 14 September 2017 | 19:48 WIB

Anak Ini Hampir Tewas Setelah Makan Hot Dog di Sekolahnya/ Ilustrasi

Laporan wartawan Grid.ID, Anita Rohmatur Rizki

Grid.ID - Seorang anak laki-laki berusia 9 tahun hampir tewas saat makan hot dog di sekolahnya.

Dilansir Grid.ID dari laman livescience.com, peritiwa itu terjadi di Turki.

Bukan tersedak, anak ini mengalami gangguan jantung yang jarang terjadi.

Anak laki-laki tersebut mengalami serangan jantung mendadak, untungnya ia mendapatkan bantuan dari layanan darurat dan kemudian didiagnosis dengan sindrom Brugada.

Sindrom ini merupakan gangguan irama jantung yang biasanya tidak memiliki gejala.

(BACA JUGA: )

Sindrom Brugada adalah kondisi langka yang biasanya diwariskan.

Menurut National Organization for Rare Diseases, sindrom ini mengganggu impuls listrik antara ventrikel, atau bilik bawah jantung, yang menyebabkannya jantung berdetak tidak normal.

Orang dengan sindrom Brugada dapat mengembangkan ritme jantung yang cepat dan berbahaya.

Hal ini disebut fibrilasi ventrikel, yang mencegah jantung memompa darah ke bagian tubuh lainnya.

(BACA JUGA: )

Terkadang, tanda-tanda pertama sindrom Brugada adalah pingsan, tiba-tiba sakit jantung atau bahkan kematian yang mendadak.

Anak laki-laki dalam kasus ini pingsan dan mengalami serangan jantung mendadak saat makan siang di sekolahnya.

Dalam kasus ini, ia diduga kuat telah menggigit makanan terlalu besar.

Gigitan besar membuat saraf vagal terganggu, sehingga juga mengganggu detak jantung dan tekanan darah.

(BACA JUGA: )

Awalnya anak ini diduga tersedak, namun setelah diperiksa, ternyata ia mengidap sindrom brugada.

Untuk mencegah serangan jantung di masa depan, anak laki-laki berusia 9 tahun itu dirawat dengan defibrilator cardioverter implan yang ditempatkan di bawah kulitnya.

Saat ini, tidak ada obat yang terbukti benar-benar melindungi orang-orang dengan sindrom Brugada.

Namun defibrillator implan umumnya bekerja dengan baik untuk orang-orang dengan kondisi tersebut (*)