Find Us On Social Media :

Tragis! Ibu Ini Tidak Bisa Hidup Tanpa Obat Ini, Siapa Sangka Obat Ini Yang Justru Membunuh Anaknya

By Afif Khoirul M, Senin, 18 September 2017 | 15:01 WIB

Wanita ini kehilangan suaminya karena hal ini

Laporan Wartawan Grid.ID - Hyashinta Amadeus

Grid.ID - Ada beberapa orang di dunia ini yang ketagihan obat, entah obat penenang, obat tidur, atau zat adiktif lainnnya.

Inilah yang dialami oleh Susan Bounds yang merasa hancur setelah kematian anaknya.

Dilansir Mirror, ibu ini mengatakan ia tidak bisa hidup tanpa obat bernama fentanil.

Itu adalah obat untuk membantu mengatasi rasa sakit karena osteoporosis yang membuatnya cacat.

( BACA : Pernah Ikuti Ajang Miss World, Ini Dia Transformasi Titi DJ Sejak Dulu Hingga Sekarang, Pantes Kalau Anaknya Cantik! )

Fentalin ini dianggap 50 kali lebih kuat dari heroin.

Susan telah mengonsumsi obat ini selama bertahun-tahun.

"Saya pernah melakukannya selama bertahun-tahun," kata ibu dua anak ini.

Namun siapa sangka, obat ini juga yang justru membunuh anaknya.

( BACA : Ternyata Ini Alasan di Balik Selena Gomez Lakukan Transplantasi Ginjal Karena Lupus, Penyakit yang 90% Diderita Perempuan )

Ia hancur ketika tahu anaknya, David meninggal karena overdosis fentanil yang mematikan.

Pemerintah Inggris pun memperingatkan tentang masuknya zat adiktif berbahaya ini.

Mereka mengaku penggunaan obat ini telah meningkat hanya untuk tujuan rekreasi.

"Saya tidak tahu bagaimana anak saya mendapatkannya tapi mereka bilang dia telah menggunakan obat itu," jelas Susan.

( BACA : Ada yang Kangen Sama B1A4? Catat Nih Tanggal Rilis Album Barunya! )

Dia mengunjungi anaknya sehari sebelum David meninggal.

Satu-satunya hal yang dia ingat adalah kondisi David yang terlihat sangat menderita.

Petenis berusia 30 tahun itu ditemukan tewas di dalam penjara.

"Saya tidak pernah tahu dia mengonsumsi narkoba saat itu di penjara," kata Susan.

Saat ditemukan, di bawah dahinya ada sepotong kertas timah.

Kemungkinan kertas itu digunakan untuk asap fentanil.

Pemeriksaan menemukan bahwa darah David mengandung 7,36 mikrogram fentanil.

Jumlah itu tiga kali lebih banyak dari yang ditemukan dalam kasus biasa.

"Saya dicurigai. Mereka mengira saya membawakan obat itu untuk David hanya karena kebetulan saya pemakai obat itu," kata Susan.

Setahu Susan, anaknya adalah pengguna kokain saat dipenjara.

Dia mendapat berita kematian anaknya dari pacar David yang meneleponnya.

"Saat suami saya meninggal, saya biasa pergi ke pemakaman setiap hari. Tapi sejak David dikuburkan, saya belum pernah melakukannya. Saya tidak sanggup," ungkap Susan yang masih merasa hancur atas kematian tragis anaknya.

(*)