Find Us On Social Media :

Berstatus Siaga, Ini Dia 7 Fakta Seputar Gunung Agung di Bali, Nomor 5 Bikin Penduduk Belajar dari Mbah Marijan

By Anita Rohmatur R, Selasa, 19 September 2017 | 18:51 WIB

Berstatus Siaga, Ini Dia 7 Fakta Seputar Gunung Agung di Bali

Laporan Wartawan Grid.ID, Hyashinta Amadeus

Grid.ID - Indonesia memang mempunyai beberapa gunung aktif yang bisa meletus kapan saja.

Inilah yang membuat Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) selalu mengamati keadaan gunung.

Dilansir Kompas, saat ini status Gunung Agung di Bali dalam kondisi siaga.

Berikut beberapa fakta seputar Gunung Agung.

(BACA JUGA: Masih Ingat 'Dukun Cilik' Ponari? Seorang Psikolog Ungkap Fakta Miris tentang Keadaannya Kini)

1. Gunung Agung adalah gunung tertinggi di Pulau Bali

Dilansir panduanwisata.id, Gunung Agung adalah gunung tertinggi di tanah Bali dengan ketinggian 3.014 mdpl.

Gunung ini dipercaya sebagai tempat tinggal para roh leluhur masyarakat Hindu Bali.

2. Gunung Agung bertipe stratovolcano

Tipe ini adalah tipe gunung yang memiliki kawah cukup besar dan dalam.

Dilansir panduanwisata.id, terkadang kawahnya mengeluarkan asap dan belerang dalam jumlah yang cukup banyak.

(BACA JUGA: Tersebar Suara Orang yang Diduga Ivan Gunawan Nyinyir Tentang Hubungan Prilly Latuconsina dengan Aliando!)

3. Ada Pura Terbesar di Bali di Lereng Gunung

Tepat di kaki Gunung Agung, terdapat sebuah pura bernama Pura Besakih.

Pura ini sangat dijaga kesuciannya oleh umat Hindu dan merupakan yang terbesar seantero Bali.

4. Status Gunung Agung Semakin Naik

Hari Kamis (14/9/2017), status gunung ini diubah dari level normal ke Level II (waspada).

Karena aktivitasnya yang terus meningkat, akhirnya status ini kembali naik hari ini, Selasa (19/9/2017) seperti diberitakan Tribun Bali.

Status berpindah dari Waspada ke Siaga (level III), terpaut satu level dari  status tertinggi yaitu Awas (level IV)

(BACA JUGA: Song Joong Ki Dapat Hadiah Dari Luar Angkasa di Hari Ulang Tahunnya, Luar Biasa!)

5. Warga diminta belajar dari pengalaman Mbah Marijan

Mbah Marijan meninggal karena tidak mengindahkan imbauan untuk segera meninggalkan rumah saat Gunung Merapi meletus.

Dilansir Kompas, Kepala BPBD Bali Dewa Made Indra menghimbau warga sekitar untuk belajar dari pengalaman itu.

Jangan sampai ada warga yang menolak untuk turun karena menunggu wangsit.

Boleh punya keyakinan spiritual, tetapi juga tidak boleh mengabaikan temuan ilmu pengetahuan.

(BACA JUGA: Jerawatan Karena Minum Susu, Bener Nggak ya?)

6. Gunung Agung pernah meletus tahun 1963

Gunung Agung memang aktif namun tidak sering meletus dibandingkan Gunung Merapi.

Terakhir meletus adalah tahun 1963.

Saati itu warga meyakini bahwa  awan panas yang turun dari lereng gunung adalah Ida Batara yang menjaga Gunung Agung.

Menurut Kompas, bukannya menghindar, warga saat itu justru menyambut awan panas itu dengan tetabuhan gamelan.

(BACA JUGA: Kenapa Ya Akhir-akhir Ini Cuaca Terasa Panas Banget? Bukan Kiamat Kok, Ini Penjelasannya)

Tak heran, banyak warga yang meninggal saat itu.

7. Meski berstatus siaga, aktivitas penerbangan masih berjalan normal

Setelah dinyatakan naik status menjadi siaga, ternyata pesawat masih beroperasi seperti biasa.

Presiden Direktur Airnav Indonesia, Novie Riyanto mengatakan pada Kompas, situasi terakhir masih aman sehingga tidak perlu menerbitkan imbauan larangan terbang.

(*)