Find Us On Social Media :

Mumpung Masih Pagi, yuk Sarapan Kalau Nggak Mau 5 Hal Ini Terjadi!

By Fahrisa Surya, Rabu, 20 September 2017 | 14:01 WIB

Pevita Pearce, bangun tidur langsung sarapan

(BACA: Bukan Minum Air Segalon, Ini Dia 5 Cara Ampuh Usir Rasa Pedas Dari Mulutmu! )

2. Meredakan peradangan kronis

Dari arthritis, kanker, hingga penyakit jantung, banyak kondisi kesehatan berat berasal dari kerusakan yang disebabkan peradangan kronis.

Periode berpuasa yang mungkin Kamu sengaja (atau tidak) dengan melewatkan sarapan, dipercaya oleh banyak ahli untuk memicu kerja sel beradaptasi untuk memperbaiki kerusakan tersebut, menurut artikel dalam Proceedings of the National Academy of Sciences.

Tidak peduli panjang pendeknya jarak waktu Kamu melewatkan makan, beberapa manfaat penurunan peradangan dapat ditingkatkan dengan hanya memboikot satu kali makan, Jelas Valter Longo, PhD, salah satu penulis dari studi di atas sekaligus juga peneliti di University of Carolina.

Temuan Longo juga menunjukkan bahwa melewatkan makan —entah itu sarapan, makan siang, atau malam — dapat meningkatkan efektivitas kemoterapi.

Puasa selang seling (tidak sarapan, kemudian makan siang, atau makan siang lalu tidak makan malam, misalnya) telah terbukti efektif mengurangi asupan kalori, mendorong  penurunan berat badan, dan meningkatkan kesehatan metabolik.

Tapi, penting untuk dipahami bahwa puasa seperti ini, atau melewatkan sarapan, bukanlah pola makan yang sesuai untuk setiap orang. Efeknya bisa bervariasi. Beberapa orang mungkin mengalami efek positif seperti contoh di atas, sementara yang lain dapat mengalami pusing dan sakit kepala, gula darah menurun, pingsan, dan kurangnya konsentrasi.

3. Tubuh akan semakin lapar

Seperti yang telah dijelaskan pada poin 1, saat Kamu memilih untuk tidak sarapan, tubuh akan beralih pada pembakaran energi yang tersimpan di otot (yang selama ini Kamu kira justru membakar timbunan kalori lemak tubuh). Akibatnya, Kamu merasa letih lesu.

Pada saat yang sama, perut Kamu mengirimkan sinyal ke otak untuk menkamukan bahwa perut butuh diisi, dan dimulailah ‘nyanyian’ perut keroncongan.

Selain itu, penting untuk diingat bahwa kadar kortisol (stres hormon) akan mencapai puncak tertingginya di pukul 7 pagi, makanya makan pagi adalah waktu yang tepat untuk kembali menurunkan hormon stress ini ke batas normalnya. Jika kadar kortisol Kamu tidak terkontrol, Kamu akan lebih mungkin merasa cemas dan gelisah.