Laporan Wartawan Grid.ID, Kama Adritya
Grid.ID – Film Kingsman awalnya adalah sebuah proyek dari Matthew Vaughn yang sedang bertaruh dengan teman-temannya bahwa dirinya bisa membuat film adaptasi dari komik yang bagus.
Hasilnya, Kingsman: The Secret Service mendapatkan rating bagus dari penonton dan kritikus film.
Menyambung kesuksesan itu, Vaughn pun membuat sekuel kedua dari Kingsman dengan judul The Golden Circle.
(BACA: JKT 48 Lepas Smartphone Terbaru dari Xiaomi, Mi A1 dengan Harga 3 Jutaan)
Namun seolah jumawa, Vaughn meningkatkan dosis kekonyolan dan fun dari film pertama ke dalam film sekuel keduanya ini.
Hasilnya? Sebuah film yang fun, tapi sayangnya tidak memiliki kesan dan keterikatan emosional yang baik.
Jika kamu pikir alur cerita pada film Kingsman pertama sudah cepat, maka alur cerita pada sekuelnya kali ini akan dua kali lebih cepat.
Cerita kali ini tentang upaya agen Kingsman di Inggris dalam menghadapi Charlie (Edward Holcroft) yang merupakan salah satu calon agen pada film sebelumnya yang gagal saat tes.
Dari sana cerita mengalir hingga mengharuskan agen Kingsman, yaitu Galahad dan Merlin untuk pergi ke Amerika untuk meminta bantuan agensi cabang Amerika, yaitu Statesman.
Galahad yang memiliki nama asli Eggsy (Toran Egerton) juga harus menghadapi calon mertuanya yang merupakan orang tua dari putri Tilde (Hanna Alstrom) yang pada film pertama diculik.
Statesman yang Amerika banget berisikan agen Tequila (Channing Tatum), Ginger (Halle Berry), Whiskey (Pedro Pascal) dan dipimpin oleh Champagne (Jeff Bridges).
Semua masalah mereka ternyata didalangi oleh Poppy (Julianne Moore) yang merupakan pemimpin kartel penjual narkoba yang punya niat jahat untuk menguasai dunia dengan menculik Elton John (Elton John).
Kalau kamu membaca tulisan di atas dan mengira bahwa semua jalan cerita telah dispoiler, maka kamu tak perlu khawatir karena tadi itu hanya sebagian KECIL dari alur cerita yang ada.
Ya, film Kingsman: The Golden Circle begitu dipadati dengan alur cerita dan adegan yang penuh aksi seolah tanpa rem dan terus ngebut sampai film berakhir.
Sayangnya hal tersebut walaupun membuat film ini terasa fun, tapi juga menjadi terasa hambar karena penonton tidak diberi kesempatan untuk meresapi momen yang terjadi.
Padahal ada banyak momen di mana akan memiliki dampak emosional kepada penonton, seandainya alur cerita film ini melambat sedikit untuk memerlihatkan kekuatan karakter dari para agen ini.
Alur yang melambat itu baru terjadi menjelang akhir film, di mana momen yang seharusnya emosional itu akhirnya menjadi biasa saja karena sekian banyaknya momen semacam yang terlewat.
Secara garis besar, film Kingsman: The Golden Circle memang film untuk kaum lelaki karena penuh adegan testosteron dan maskulin. Bahkan ada beberapa adegan yang cenderung membuat wanita hanya sebagai stereotype saja.
Musuh pada film kali ini juga kalah mengancam dibanding film sebelumnya. Poppy yang diperankan Julianne Moore digambarkan sebagai seorang sakit jiwa yang saking sadisnya terlihat terlalu komikal dan tidak membuat orang merinding. Motifnya pun juga tidak terlalu penting.
Kingsman The Golden Circle berusaha untuk menampilkan semua hal, dari adegan aksi yang terlihat seperti animasi kartun, sampai dengan lelucon satir yang menyindir Donald Trump.
Kalau kamu suka dengan film semacam itu, maka kamu akan menyukai sekuel kedua ini. Tapi kalau kamu mencari film yang menggugah emosional atau membuatmu berpikir, film ini kurang cocok.
Rating 3 dari 5. (*)