Pelaku ingin memesan jasa prostitusi online terhadap korban.
"Dalam hal ini, terindikasi korban adalah perempuan yang menjajakannya bahwa dia butuh teman dan berbayar, pelaku menanggapi dan terjadi pertemuan itu," kata Adex di Mapolres Metro Jakarta Barat, Jumat (22/9).
Setelah berkenalan lewat aplikasi Wechat, kata Adex, hubungan komunikasi pun terjalin.
Pelaku dan korban melakukan transaksi dan dilayani kebutuhan seksualnya.
Selama ini, kata Adex, korban bekerja sebagai PSK online sendirian, tidak dalam satu manajemen khusus.
"Kemudian berlanjut transaksi dan uangnya kurang. Di situ adanya konflik dan terjadi pembunuhan. Korban kemudian dipakaikan baju kembali. Pelaku sempat keluar kamar dan kembali lagi. Saat itu korban sudah meninggal dunia," ucap dia.
Menurutnya korban tidak melakukan apa-apa yang menyebabkan pelaku tersinggung.
"Elu kurang bayar nih. Harusnya elu bayar 500.000 kenapa elu bayar 150.000. Kalau nggak gue teriak nih. Gue panggil preman.' Begitu kira-kira ucapan korban ke pelaku. Pelaku panik hingga terjadi pembunuhan itu," ucap dia.
Agus mengaku tidak sengaja membunuh korban karena dilanda kepanikan. "Karena saya panik korban mau memanggil preman dan mau mukulin saya," kata dia kemarin.
Agus juga membenarkan bahwa uang untuk membayar jasa PSK online kurang. Diketahui tarif korban untuk sekali kencan Rp 500.000. Namun, ia hanya punya uang Rp 150.000. "Kurang Rp 350.000," kata dia.
(*)
Artikel ini pernah tayang di Tribunnews dengan judul PSK Cantik Dibunuh Pelanggannya Gara-gara Minta Dibayar Lagi