(BACA : Misteri Gunung Agung Bali, Para Pendaki Dilarang Bawa Makanan Ini! )
Meski begitu, sebaiknya makan buah utuh dari pada jus. Hal ini karena yang terakhir menyebabkan lonjakan insulin yang jauh lebih besar, yang pada gilirannya menyebabkan tubuh kita masuk ke mode penyimpanan lemak.
Soalnya, buah - semisal apel - memiliki lebih banyak serat dan kita mengonsumsinya lebih lambat dari segelas jus.
Jadi, ini adalah pilihan yang lebih baik.
Ini juga perlu dicatat bahwa dari 400 kalori yang dibutuhkan otak kita, hanya sekitar seperempat dari jumlah itu yang berasal dari asupan gula harian kita.
(National Health Service/NHS merekomendasikan asupan gula bebas orang dewasa tidak lebih dari 30 g setiap hari, yang kira-kira setara tujuh batang gula.)
Sisanya harus berasal dari karbohidrat, yang juga penting.
Ketika berpikir tentang “memberi makan” otak kita dengan gula, kita perlu tahu berapa banyak gula yang ada di dalamnya. Semuanya.
Pisang berukuran sedang, misalnya, mengandung sekitar 14 g gula alami, dan bahkan molekul utama kangkung adalah gula, menurut Ramsey.
Tapi pisang dan kangkung adalah makanan dengan indeks glisemik rendah, yang melepaskan energi perlahan dan tidak akan membuat kadar insulin kita melonjak.
Ini juga perlu dicatat bahwa otak kita juga dapat “berlari” di keton, "Yang kita buat dari energi yang tersimpan dalam lemak selama puasa atau makan kurang dari 60 gram karbohidrat per hari," kata Ramsey.
Seperti karbohidrat dan lemak, penting untuk tidak benar-benar mengutuk satu kelompok makanan - sedikit gula, jika memang benar, dapat membantu otak kita mengeluarkan kemampuan terbaiknya.
(BACA : Pose Cantik Bareng 3 Artis Lain, Tas Raisa Tenyata yang Paling Mahal, Segini Harganya! )
Yang perlu kita perhatikan adalah memastikan kita makan gula yang tepat. (*)
(Intisari / Agus Surono)
Artikel ini pernah ditayangkan di intisari.grid.id dengan judul "Siapa Bilang Gula Itu Jahat? Tanpa Gula Otak Kita Ngadat! "