Laporan wartawan Grid.ID, Anita Rohmatur Rizki
Grid.ID - Biara Claybrook, tak pernah menyangka, bayinya akan menjadi penyelamat bagi dirinya.
Wanita 21 tahun itu sempat merasa terguncang usai kecelakaan yang hampir merenggut nyawanya terjadi.
Ia benar-benar terkejut.
(BACA JUGA: Yuuk Maree! Bagian Tubuh Ayu Ting Ting Kelihatan di Photoshoot Toko Kue, Netizen Kritik Keras Seperti Ini)
Malam itu sepertinya hampir menjadi malam kematian bagi Biara.
Jika bukan bayinya yang baru berumur 15 bulan yang menyelamatkannya, bisa dipastikan Biara meninggal, atau setidaknya mengalami luka serius. Biara sedang berada di kamar mandi rumahnya, sekitar pukul 10.45 malam.
Setelah mendengar anaknya, Elliot Ray menangis, Biara bergegas keluar kamar mandi dan menghampiri bayinya.
(BACA JUGA: Quality Time Bareng Keluarga di Bali, Mesranya Jennifer Bachdim dan Irfan Bachdim Bikin Ngiri!)
Saat menutup pintu hendak menuju kamar bayinya, Biara mendengar suara ledakan yang hebat.
Ia sempat mengira bahwa ada seseorang yang berusaha mengirim bom ke rumahnya.
"Saya pergi ke toilet dan saya akan mandi, lalu anak laki-laki saya terbangun sambil menangis."
"Ketika saya pergi untuk menutup pintu kamar mandi dan berjalan ke pintu Elliot Ray, terdengar suara ledakan besar."
"Saya meraih anak laki-laki saya dan saya menjerit. Saya tidak tahu apa yang terjadi dan saya shock," terang Biara.
Sang suami sempat mengira Biara masih ada di kamar mandi.
(BACA JUGA:Nggemesin! Saat Anak Anang Hermansyah 'Todong' Presiden Jokowi, Ini Loh yang Diminta Sama Acio )
"Saya pikir seseorang telah mengebom rumah kami. Suami saya, Danny, mengira saya sudah meninggal karena masih di kamar mandi."
Ternyata setelah diperiksa, sebuah mobil yang dikendarai oleh landia telah menabrak dinding kamar mandi mereka.
Kecelakaan tersebut telah merusakkan berbagai properti milih Biara dan suaminya.
Namun pasangan ini tetap bersyukur karena bisa selamat dari kecelakaan maut tersebut.
(BACA JUGA: Waspadai 5 Gejala Serangan Jantung Saat Tidur! Nomor 2 Keringat Berlebih!)
"Jika Elliot Ray tidak menangis, aku akan mati."
Ia tak menyangka tangisan bayinya akan menyelamatkan nyawanya.
Biara dan suaminya memutuskan untuk meninggalkan rumah tersebut dan pindah ke daerah lain.
Biara mengaku trauma atas hal tersebut.
"Saya tidak akan kembali ke sana. Karena hal itu menghantui saya. Saya lebih suka menjadi tunawisma daripada kembali ke sana sekarang. "
(*)