Find Us On Social Media :

Tanpa Tali dan Pengaman, Wanita ini Memanjat Tebing-tebing Curam dengan Tangan dan Kaki Kosong, Penyebabnya Bikin Terenyuh

By Aditya Prasanda, Selasa, 26 September 2017 | 20:53 WIB

Wanita ini memanjat tebing-tebing curam dengan tangan kosong

Laporan wartawan Grid.ID, Aditya Prasanda

Grid.ID - Selama berabad-abad, masyarakat Miao yang bermukim di Barat Daya China memiliki tradisi mendaki tebing curam.

Tradisi ini mulanya adalah bagian dari ritual penguburan jenazah.

Seperti halnya masyarakat Toraja di Indonesia, kaum Miao menyimpan jenazah kerabat mereka di atas tebing-tebing curam.

Mereka mengangkat peti-peti mati itu dan menaruhnya di gua-gua kecil.

Niat Kata Mau Sindir Haters, Kata-kata Dewi Sanca Malah Bikin Ngakak, Netizen : RIP English!

Atau bahkan hanya menggantungkannya saja.

Namun seiring waktu tradisi ini mulai pudar.

Lantas, kemudian para pemanjat tebing curam yang dikenal wisatawan sebagai 'spiderman' ini tetap meneruskan tradisi panjat tebing untuk mencari tanaman obat.

Tanaman-tanaman obat yang begitu langka ini berfungsi untuk menyembuhkan penyakit asma dan rematik.

VIDEO: Emak-emak ini Beri Tips Praktis Melipat Pakaian, Dijamin Cocok buat Kamu yang Suka Travelling!

Dan hanya bisa ditemukan di atas tebing curam semacam tebing Ziyun di China.

Sayang seiring waktu, profesi pemanjat tebing ini digilas zaman saat pengobatan Barat semakin berkembang.

Menurunnya minat masyarakat pada pengobatan herbal dan tradisional membuat banyak spiderman-spiderman ini beralih profesi.

Namun sedikit dari mereka tetap bertahan, termasuk wanita bernama Luo Dengping ini.

Ayu Ting Ting Maksa Masuk Geng Sosialita Nia Ramadhani, Nyinyiran Ruben Onsu Dalem Banget!

Meski secara turun-temurun, profesi ini digeluti oleh pria yang dianggap lebih berani dan terampil, Luo membulatkan tekadnya.

Ia tidak punya pilihan lain, Luo mematahkan norma sosial yang turun-temurun berlaku, dan berlatih keras hingga menjadi 'spiderwoman' si pemanjat tebing-tebing curam.

Bukan sekedar memanjat, Luo dan masyarakat Miao memanjat tebing-tebing curam tanpa tali dan alat pengaman sekali pun.

Berbekal tangan kosong, mereka menaklukkan tebing-tebing curam ini.

Buka Usaha Kue, Ini Dia Bukti Kemiripan Ayu Ting Ting dan Nagita Slavina! Kebetulan atau Sengaja?

Dilansir Grid.ID dari Oddity Central, Luo yang merupakan anak seorang pemanjat tebing telah menjalankan tradisi keluarganya sejak berusia 15 tahun.

Meski mulanya merasa takut dan nyaris tidak bisa bergerak di atas tebing, Luo terus berlatih dan menyempurnakan kemampuannya.

Setelah terbiasa dan menjadikan kebiasaan ini sebagai rutinitas, Luo akhirnya sanggup memanjat tebing dengan tangan kosong dan kakinya yang kokoh.

Luo juga sempat meninggalkan desanya dan menjadi seorang pekerja bangunan di Guangzhou.

Hamish Daud Panggil Raisa dengan Sebutan Ini, kok Netizen yang Baper?

Ia akhirnya kembali tahun 2000, menikahi seorang penduduk desa dan memiliki seorang anak.

Demi membantu suaminya yang mencari nafkah sebagai supir truk, ia sesekali memanjat tebing dan mencari tanaman obat untuk kemudian dijual.

Tahun 2015, pemerintah setempat memutuskan untuk mempromosikan gunung karst sebagai objek wisata.

Spiderman-spiderman ini dipekerjakan untuk memanjat tebing curam sebagai salah satu paket wisata bagi para wisatawan.

Andi Soraya Syukuran 4 Bulan Kehamilan, Siapa tuh Suaminya?

Luo (37) menjadi satu-satunya wanita dalam tim yang terdiri dari lima pria pemanjat tebing lainnya.

Di depan turis, Luo memamerkan keberanian dan keterampilan memanjat tebing dua kali sehari.

Dengan gaji bulanan sekitar 3ribu Yuan (US$ 458) ia bekerja dari jam 8 pagi hingga jam 6 sore.

Meski gaji itu jauh dari cukup, dengan Luo yang harus mempertaruhkan nyawanya setiap hari, ia masih sanggup memmenuhi kebutuhan keluarganya.

Menyedihkan, Mengidap Kanker Payudara Stadium 3 Wanita Ini Membuat Pernyataan Terbuka Penuh Pilu, Lihat Videonya

"Ya, tidak terlalu buruk, karena kawasan wisata itu bisa ditempuh dengan berjalan kaki, jadi saya masih bisa mengurus kedua anak-anak saya." Ungkap Luo, pada Shanghai Daily.

Ia melanjutkan, "Kami juga disediakan makan siang, dan saya merasa cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga, sya ingin anak-anak saya terus bersekolah."

Saat ditanya tentang pilihannya sebagai seorang pemanjat tebing yang berabad-abad diidentikkan dengan profesi pria, Luo menegaskan, "Saya merasa pria dan wanita itu setara. Jika pria bisa melakukannya, saya juga bisa melakukannya."