Laporan Wartawan Grid.ID, Hyashinta Amadeus
Grid.ID - Internet dapat menjadi sumber rejeki bagi seseorang.
Salah satunya adalah Youtuber asal Jepang yang menuai kemarahan netizen ini.
Dilansir Next Shark, laki-laki yang menggunakan nama panggung Hikaru ini meraup $ 490.000 dalam bitcoin atau setara dengan Rp 6,5 miliar.
Uang sebesar itu diperolehnya hanya dalam waktu 1 minggu.
Ternyata cara yang ia gunakan adalah dengan mendaftarkan diri di sebuah platform terbaru jepang bernama Valu.
Valu memungkinkan orang mengumpulkan uang dengan menjual saham mereka sendiri.
Banyak yang berpartisipasi untuk mendapatkan dana proyek pribadi atau bisnis.
Yang membedakan Valu dengan crowdfunding adalah di mana Valu memungkinkan adanya perdagangan token yang disebut "VA".
VA ini dapat ditukar dengan bitcoin.
Untuk menarik pembeli saham, pengguna akan menawarkan hadiah atau layanan.
Contoh paling mudah adalah musisi yang memberikan akses musik ekskusifnya atau dokter yang memberikan pemeriksaan gratis.
Kelebihan Valu adalah di mana setiap orang bisa bergabung.
( BACA : Ini Pesan Ruben Onsu usai Putus Hubungan Bisnis Kue Artis di Semarang. )
Meski selebriti sepertinya punya keuntungan lain.
Hikaru kebetulan memiliki 2,2 juta pelanggan di Youtube dan bergabung dengan platform Valu beberapa waktu lalu.
Pada 14 Agustus, dia mengumumkan bahwa dia ingin melakukan sesuatu yang menarik dan akan membagikan saham Valu-nya suatu saat nanti," Bloomberg mencatat.
Tawaran Hikaru membuat sahamnya melonjak di pasaran.
Namun setelah satu minggu setelah go public, Hikaru bersama 2 temannya pergi untuk menguangkannya.
Tindakan Hikaru membuat nilai sahamnya anjlok.
Hal ini membuat netizen Jepang marah.
Salah satu pengguna Valu mengatakan, "Aku adalah penggemar Hikaru jadi aku membeli sebagian 'Valu' untuk mendukungnya. Tapi malah ini yang terjadi. Aku ingin uangku kembali."
Hikaru mengaku ia mendaftar paltform itu hanya untuk mendapat perhatian.
Menurut Bloomberg, ia mengumumkan akan keluar dari Youtube.
Manajemen Hikaru berjanji untuk memberikan kompensasi pada pengguna.
Namun Hikaru menekankan bahwa dia sebenarnya tidak melakukan sesuatu yang melanggar hukum.
(*)