Find Us On Social Media :

Gawat! Erupsi Gunung Agung Diyakini Warga Sebesar Bencana 1963 Silam, Artinya Bakal 10 Kali Lipat Letusan Gunung Merapi

By Octa, Selasa, 26 September 2017 | 22:14 WIB

Tanda-tanda Gunung Agung akan meletus

Grid.ID - Beberapa warga di Karangasem, Bali, ungkapkan hal mengerikan perihal gunung Agung yang saat ini statusnya awas.

Mereka ungkapkan bahwa gejala yang dirasakan persis dengan kejadian erupsi 54 tahun silam.

Seperti diketahui, pada 1963 silam gunung Agung meletus dan jatuh korban sampai lebih dari 1500 orang.

(BACA : Tingkah Nggemesin Acio Anak Anang Hermansyah di Acara Kawinan, Sampai Direspon Ibu Negara Iriana dan Ibu Ani Yudhoyono )

Apa yang dirasakan warga itu sampai ke Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB).

"Berdasarkan pengalaman yang mengalami letusan tahun 1963, mereka mengatakan apa yang mereka rasakan saat ini hampir setiap hari terjadi gempa bumi itu hampir mirip dengan ketika tahun

1963, ketika Gunung Agung belum meletus," kata Sutopo Purwo Nugroho di kantor BNPB, Jakarta, Senin (25/9/2017) yang dikutip dari Kompas.com.

Karena itu, masyarakat yang tinggal tak jauh dari kawasan gunung tersebut sudah meningkatkan kewaspadaannya demi menghindari bencana alam yang sama.

(BACA : Wajah Perempuan Cantik Ini Bonyok dan Berdarah-Darah, Kabarnya Ulah Oknum Polisi)

Dari berbagai sumber didapatkan bahwa letusan gunung Agung pada 1963 silam 10 kali lebih hebat dari apa yang terjadi di gunung Merapi 2010 silam.

Hal itu dasarnya dari indek letusan atau  Volcanic Explosivity Index (VEI) gunung agung yang memiliki angka 2 -5.

Sedangkan gunung Merapi VEI-nya ada diangka 4.

Perbedaan 1 angka indeks ini sama dengan 10 kali lipat.

(BACA : Bukan Cerita Baru, Tapi Postingan Bon Makan di Pantai Bandengan Jepara Sungguh...Terlalu)

VEI atau indeks letusan gunung api adalah skala yang digunakan untuk mengukur kekuatan letusan gunung api.

Indeks yang pertama kali diciptakan di Smithsonian Institution, Washington D. C ini didasarkan pada dua hal, yaitu jumlah material yang dilontarkan atau dilepas saat letusan, dan ketinggian

lontaran material tersebut ke atmosfer.

Ini adalah skala logaritmik, yang berarti bahwa setiap langkah perubahan merupakan urutan besarnya (atau 10 kali) meningkat selama langkah sebelumnya dalam hal amplitudo diukur.

Di Indonesia, Gunung Tambora (NTB) memiliki indeks terbesar yakni tujuh, disusul Gunung Krakatau (6), Gunung Agung (5), dan Gunung Merapi (4).

"Jadi dari empat ke lima itu selisih 10 kali. Tapi kita berharap bila meletus nanti, VEI Gunung Agung antara tiga sampai empat," terang Kasbani yang jadi Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi

Bencana Geologi (PVMBG).(*)