Temuan tersebut menunjukkan bahwa "’penanda' spesifik dari mikrobiota miss v dapat" mengindikasikan risiko wanita terkena infeksi menular seksual (IMS), begitu para peneliti menulis di jurnal Sexually Transmitted Infections.
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa bakteri Lactobacillus pada umumnya membantu melindungi terhadap penyakit menular seksual.
Namun, penelitian ini menunjukkan bahwa Lactobacillus belum tentu protektif.
Sebaliknya, "Spesies spesifik dari Lactobacillus juga sangat penting untuk menentukan apakah mikrobiota miss v dapat berkontribusi terhadap kerentanan atau perlindungan terhadap IMS," kata para periset.
Para ilmuwan mencatat bahwa penelitian mereka relatif kecil, sehingga temuan tersebut harus dikonfirmasi pada kelompok wanita yang lebih besar.
Selain itu, penelitian di masa depan idealnya mengumpulkan sampel miss v lebih dari satu kali dalam setahun, untuk memeriksa perubahan mikrobiota miss v secara lebih rinci, kata periset.
Chlamydia adalah salah satu infeksi menular seksual yang paling umum terjadi di negara-negara industri, kata periset.
Diperkirakan 2,8 juta infeksi klamidia terjadi setiap tahun di Amerika Serikat, menurut Pusat Pencegahan dan Pengontrolan Penyakit (CDC).
Meskipun klamidia biasanya tidak menyebabkan gejala, namun dapat menyebabkan komplikasi serius pada wanita, seperti penyakit radang panggul dan infertilitas, kata CDC. (*)
( Intisari / Agus Surono )
Artikel ini pernah tayang di intisari.grid.id dengan judul "Beberapa Bakteri Vagina Dapat Menaikkan Risiko PMS"