(BACA: Ternyata Makanan dari Proses Fermentasi Punya Manfaat Bisa Bikin Awet Muda loh, Apa Lagi ya?)
Meski demikian, bahasa Jepang, Tiongkok, dan Korea tidak akan terjadi perubahan. Karena menurut data mereka, jumlah tweet dengan ketiga bahasa tersebut hanya 0,4% saja yang sampai menggunakan 140 karakter. Jauh lebih kecil dibanding tweet dengan bahasa Inggris yang ada 9% menggunakan 140 karakter.
Rencana Twitter ini menuai pro dan kontra. Karena ada banyak yang sudah terbiasa dengan keterbatasan 140 karakter tersebut. Bahkan bisa dibilang kreativitas seseorang untuk menulis sesuatu hanya dalam 140 karakter menjadi lebih tinggi ketimbang postingan dengan jumlah karakter sampai 10.000 seperti Facebook.
Banyak juga yang bilang bahwa pesan singkat ala Twitter itulah yang membuat informasi dan berita menjadi lebih mudah diterima oleh banyak orang ketimbang tulisan yang panjang di artikel berita.
Tak sedikit juga yang khawatir dengan rencana Twitter untuk menambah jumlah karakter tersebut justru membuat berita hoax ataupun tulisan penyebar kebencian menjadi lebih marak lagi. Terutama setelah akun Donald Trump yang dikabarkan dapat memicu perang dunia ketiga.
Orang juga lebih banyak yang meminta fitur edit ketimbang menambah jumlah karakter. Sebagaimana kita ketahui, Twitter tidak mengizinkan orang untuk mengubah isi tweet-nya setelah diposting.
(BACA: Terdeteksi, Ternyata Terjadi Perubahan Bentuk pada Gunung Agung)
Belum jelas kapan penambahan jumlah karakter ini akan diimplementasikan. Saat ini hanya segelintir orang saja yang sudah bisa menggunakan 280 karakter pada tweetnya. (*)