Laporan Wartawan Grid.ID, Dianita Anggraeni
Grid.ID - Dea Annisa atau yang dikenal dengan Dea Imut rupanya sedang tertimpa musibah.
Berniat ingin menjual kamera miliknya kepada rekan omnya, ternyata kameranya tersebut justru diambil oleh orang tak dikenal.
Kamera tipe Canon C500 itu niatnya hendak dikirim Dea ke Malang, Jawa Timur melalui penyedia jasa DHL kawasan Pancoran, Jakarta Selatan kepada pembeli bernama Toto atau Suhadi.
(BACA: Layak Dinanti, Grab Kini Jadi Official Ride Buddy Kampanye Vivo V7+ di Indonesia )
Namun rupanya setelah dua hari pengiriman, barang yang hendak diambil oleh sang pembeli ke jasa pengiriman DHL Malang, justru sudah tidak ada dan malah diambil oleh orang lain.
Henry Indraguna selaku kuasa hukum Dea bersama sang Ibunda Dea, Masayu Chairani dan Om Dea, Diad Ote melakukan jumpa pers terkait masalah yang menimpa Dea tersebut.
"Hari ini soal Dea Imut punya kamera buat syuting film harganya 229 juta. Kebetulan Dea punya perusahaan In House menyewakan peralatan gitu yang sama ibunya dan omnya," jelas Henry.
"Singkat cerita Dea mau menjual barang ini di Kota Malang pembelinya. Setelah itu kita kirimkan barang ini ke Malang. Mama Dea dan Omnya Dea memilih ekspedisi yang internasional, DHL. Karena kita melihat sudah punya nama besar, jadi nggak mau beresiko," tambah Henry.
(BACA: Wanita Ternyata Lebih Banyak yang Meninggal Saat Serangan Jantung, Akibat Hal Sepele Ini)
Pihak Dea sendiri meminta barang tersebut dikirimkan ke alamat rumah yang sudah tertera jelas di data pengirim, namun sayangnya barang tersebut tidak sampai.
Dari situ Ibunda Dea, meminta pertanggung jawaban dan mengontak DHL Center, namun ia justru mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan.
"Diminta untuk cash close. Barang 200 juta lebih cash close. Keluarga Dea enggak terima, makanya keluarga Dea minta upaya hukum," ujar Henry.
Setelah ditelusuri, pihak DHL mengatakan barang Dea tersebut ternyata sudah ada yang mengambil dengan KTP palsu.
"Kaget lah karena permintaan dikirim ke rumah. KTP yang ambil tersebut namanya Toto Suhadi, barang dikirim kerumah penerima Toto atau Suhadi. Yang anehnya pengakuan DHL, kamera diambil atas nama Toto Suhadi," ujar Henry.
Henry menduga kasus tersebut terdapat modus, karena KTP yang mengambil itu palsu.
Pihak Dea menyayangkan seharusnya ada konfirmasi terlebih dahulu dari pihak DHL kepada keluarganya.
(BACA: Ternyata Ini 13 Hal yang Melintas Dipikiran Pria Saat Wanitanya Melakukan Oral Seks)
"Itu diberikan aja sama DHL. Harusnya konfirmasi dulu. Enggak ada konfirmasi, atau telepon ke nomor Toto yang sebetulnya. Kan sudah jelas ditujukan ke siapa. Ada no teleponnya, harusnya konfirmasi dulu," tutup Henry. (*)