Maka dari itu, Ibu bertubuh pendek amat disarankan memeriksakan kehamilannya secara reguler, supaya perkembangan janinnya dapat dipantau dengan saksama.
Saat masuk usia kehamilan 36 minggu, ingatkan dokter untuk melakukan penilaian, apakah janin bisa dicoba untuk persalinan normal atau tidak. Bila memang tidak, tentu persalinan dengan cara sesar bisa menjadi pilihan bijak.
Bukan berarti bumil dengan perawakan pendek tak bisa melahirkan secara normal, lo. Apalagi pada kenyataannya banyak juga Ibu bertubuh pendek yang memiliki panggul lebar sehingga memungkinkan untuk persalinan per vaginam (normal).
Ketiga, kontrol berat badan (BB). Saat hamil nanti, kamu dengan tubuh pendek harus benar-benar mengontrol BB supaya kenaikannya tidak lebih dari 12,5 kg selama kehamilan.
Tujuannya agar terhindar dari risiko ketidaksesuaian antara besar bayi dan luas panggul.
Namun, kamu tetap tidak boleh melakukan diet makan, apalagi makanan sehat berprotein tinggi karena zat gizi tersebut sangat dibutuhkan oleh janin.
Jadi, nanti selama kehamilan, yang penting Ibu selalu kontrol rutin ke dokter sesuai jadwal.
Kamu juga tetap harus memenuhi kebutuhan gizi melalui asupan makanan dan minuman.
Pada batas tertentu, dokter akan mengingatkan kok, bila harus mulai mengerem kenaikan BB supaya bayi tidak terlampau besar. (nakita.id/Gazali Solahuddin)
Artikel ini pernah tayang di Nakita.id dengan Judul "Wajib Tahu, Tinggi Badan Ibu Dapat Memengaruhi Kehamilan!"