Grid.ID - Sejak status Gunung Agung ditetapkan menjadi awas pada Jumat (22/9/2017), sudah 144.489 jiwa warga yang tinggal di zona merah mengungsi.
Langkah tersebut sebagai bentuk antisipasi karena letusan Gunung Agung pada tahun 1963 pernah memakan korban hingga ribuan jiwa meninggal dunia.
Data Pos Pengamatan Gunungapi Agung mencatat, pada 19 Februari 1963 letusan Gunung Agung pertama kali terjadi.
Sekitar pukul 01.00 WITA terlihat asap bergumpal dan masyarakat sudah mulai mencium belerang.
Selama beberapa hari turun hujan abu dan lelehan lava disertai letusan.
Itu terlihat pada 21 Februari 1963.
Di hari yang sama terlihat awan panas yang meluncur ke arah lereng sebelah timur melewati Tukad Barak dan Tukad Daya.
Pada tangal 17 Maret 1963, terjadi letusan paroksima dan awan letusannya mencapai ketinggian lebih kurang 5 kilometer dan gumpalan asap tebal dan awan panas mengendap di lereng selatan dan utara.
Endapan abu letusan bahkan mencapai Pulau Madura.
Letusan paroksima kembali terjadi pada 16 Mei 1963 dan endapan abu letusan mencapai Pulau Kangean.
Kegiatan erupsi Gunung Agung berlangsung hampir setahun sejak 19 Februari 1963 hingga 27 Januari 1964.
Korban yang meninggal akibat awan panas sebanyak 280 jiwa dan yang terluka sebanyak 59 orang.