Find Us On Social Media :

Dua Kebiasaan Turis Asing ini Saat Mendaki, Disebut Jadi Penyebab Gunung Agung 'Marah'

By Aji Bramastra, Sabtu, 30 September 2017 | 18:53 WIB

Ilustrasi

Ada juga yang mendaki dalam kondisi menstruasi.

"Para pendaki melakukan itu," ujar Jaya.

Meletus Kapan Saja

Sementara itu, para ahli vulkanologi mengatakan Gunung Agung di Bali memiliki kecenderungan lebih besar untuk meletus.

Namun karena setiap gunung memiliki karakteristiknya tersendiri, para peneliti tidak bisa memprediksikan kapan hal tersebut akan terjadi.

Bisa saja meletus tiba-tiba atau tetap berlanjut selama berminggu-minggu pada tingkat aktivitas seismiknya yang mengancam.

Pergerakan lambat dari lempeng tektonik yang membentuk permukaan planet, membawa sejumlah batu besar jauh ke dalam bumi dan kemudian meleleh.

Saat magma cair ini naik, tekanan akan semakin meningkat di dalam ruang tertutup di bawah gunung sampai akhirnya meledak.

Jenis magma yang ada di dalam Gunung Agung menjebak lebih banyak gas, yang berpotensi membuat letusan yang lebih besar.

Kenaikan volume magma inilah yang menyebabkan getaran atau gempa, telah direkam setiap harinya di sekitar gunung.

“Gunung berapi itu membesar, menyebabkan terbentuknya retakan-retakan kecil dan bumi bergetar," kata David Boutelier, seorang ahli geologi dan ahli teknik lempeng tektonik di Universitas Newcastle Australia kepada kantor berita Associated Press. (*)