Laporan Reporter Grid.ID, Afif Khoirul Muttaqin
Grid.ID - Selama ini lukisan mural atau orang sering menyebutnya grafiti ada di tembok-tembok daerah kota.
Bahkan kegiatan ini sudah dianggap sebagai vandalisme, karena selain membuat kotor suatu tembok juga merusak pemandangan.
Namun juga hal ini mmiliki nilai seni tersendiri bagi penciptanya, karena grafiti tidak sembarang orang bisa membuatnya dengan bagus dan baik.
Selama manusia membuat seni, secara alami kita menggunakan media untuk menciptakannya entah itu, bebatuan, pepohonan, dataran, tebing yang digunakan sebagai kanvas.
( BACA : Najwa Shihab Bikin Histeris Penonton Konser Glenn Fredly Untuk Slank, Ini Loh yang Dilakukan )
Tapi saat kita datang untuk menghargai alam untuk keindahan mereka, luapan kreativitas di luar ruangan dalam situasi seperti itu tidak selalu diterima.
Beberapa tahun yang lalu, seorang pejalan kaki di Taman Nasional Joshua Tree, California, meratapi bahwa penulis grafiti terkenal Andre Saraiva telah memberi tag sebuah batu besar di sana.
Tahun lalu, seorang hakim federal melarang seorang seniman amatir, Casey Nocket, memasuki semua taman federal, negara bagian, dan kota setelah diungkap bahwa dia berada di balik Grafiti dan kumpulan karya seni, dipromosikan di media sosial, dia membuat beberapa batu di beberapa meccas alam, termasuk Taman Nasional Yosemite dan Death Valley.
( BACA : 4 Artis Ini Akur dengan Mantan Istri Suaminya, Nomor 4 Kompak Banget sama Anak Tirinya )
Menurut Los Angeles Times, seniman jalanan mungkin sengaja menargetkan daerah alami sebagai daerah perbatasan baru.
Masuki kepulauan Mediterania Malta, di mana lukisan kartun yang berwarna-warni muncul di salah satu pemandangan paling ikon di negara itu, Lembah Kantra Xlendi di pulau Gozo, yang telah menjadi objek wisata utama sejak tampil di musim pertama Olimpiade Takhta.