Laporan Wartawan Grid.ID, Ahmad Rifai
Grid.ID - Kini Russia Tengah mengembangkan sebuah senjata radio-elektronik.
Senjata ini diprediksi akan merubah jalannya peradaban di muka Bumi.
Inilah senjata yang menggunakan dorongan UHF begitu kuat.
Diperkirakan, senjata ini mampu untuk menghancurkan semua peralatan elektronik dalam jangkauan tertentu.
(Baca juga: Pendiri Telegram, Pavel Durov, Sebut Mata Uang Ini Bisa Hancurkan Hegemoni AS dalam Sistem Keuangan Global)
Sungguh, bila senjata ini terus dikembangkan, narasi jalannya sebuah perang di masa depan akan banyak berubah.
UHF sendiri adalah Ultra High Frequency.
Ini untuk menyebutkan sebuah frequensi radio yang berkisar antara 300 megahertz (MHz) dan 3 gigahertz (GHz).
Di atas UHF ada Super High Frequency (SHF).
(Baca juga: Sistem Pada Otak Robot Makin Otonom, Benarkah Manusia Akan Jadi Rongsokan di Masa Depan?)
Sedang di bawah UHF ada Very High Frequency (VHF).
UHF biasanya digunakan untuk penyiaran saluran televisi, telepon seluler, komunikasi satelit termasuk GPS.
Layanan pribadi radio juga termasuk didalamnya: Wi-Fi dan Bluetooth, Walkie-talkie, telpon nirkabel, hingga berbagai hal lainnya.
Seperti dikutip wartawan Grid.ID dari analis politik RIA Novosti, Alexander Khrolenko, dia mengatakan bahwa Listva adalah sebuah kendaraan yang dioperasikan dari jarak jauh.
Kendaraan ini mampu mendeteksi dan meledakkan tambang hingga sejauh 100 meter.
Kendaraan yang dilengkapi pemancar UHF ini bergerak di depan mobile missile system.
Kemampuan yang dimiliki adalah dapat mendeteksi ranjau darat, dikendalikan oleh radio yang ditanam di sepanjang jalan.
Menggunakan radar penetrasi darat, lalu kemudian menggunakan sinar UHF untuk mentralisirnya.
(Baca juga: Kain Bau Anyir, Darah Sudah Bercampur Air Selokan, Polisi Belum Bisa Pecahkan Teka-Teki Misterius)
Ini merupakan sebuah teknik baru.
Sebelumnya, teknologi semacam ini belum pernah digunakan.
Selama latihan di hari Rabu (27/9/2017) ada sekitar 20 perangkat peledak yang ditanam, dikendalikan lewat ponsel.
Saat kendaraan Listva berada di depan medan yang telah ditanami, dengan dahsyat ranjau-ranjau seketika diledakkan sebelum konvoi kendaraan melewati wilayah tersebut.
(Baca juga: Menguak Misteri, Padahal Baru Berusia 19 Tahun, Kenapa Banyak Orang Indonesia Sebut Mbah Google?)
Diperkirakan, 2 tahun ke depan Russia Strategic Missile Forces akan menerima 150 pesanan Listva.
Dikutip wartawan Grid.ID dari Sputnik, senjata radio-elektronik ini berlandaskan prinsip fisika baru.
Pemancar elektromagnetik mobile diperuntukkan untuk melumpuhkan hulu ledak elektronik dalam jarak terntentu.
Bom elektromagnetik yang dikembangkan oleh Russia dapat lebih efektif daripada senjata nuklir.
(Baca juga: Hati-Hati, Unduh Aplikasi Ini, Banyak Warga Dikeluarkan dari Pekerjaannya, Ternyata Ini Alasan Pemerintah)
Ada alasan kuat di sini.
Senjata yang mungkin akan dipakai di masa depan ini akan mampu melucuti bala tentara dengan hentakan dari elektromagnetik.
Lebih lanjut diterangkan oleh Sputnik, alat ini akan benar-benar dapat merusak secara serius senjata-senjata off-line.
Beragam senjata off-line yang dimaksud seperti tank, pesawat, serta rudal.
Sebelumnya juga dilaporkan bahwa industri pertahanan Russia telah menemukan Alabuga.
Ini adalah sebuah rudal elektro-maagnetik baru.
Pemancar UHF yang kuat akan digunakan untuk menonaktifkan semua perangkat elektronik lawan dalam radius kira-kira 3,5 km.
Kemampuan ini membuat barang elektronik jadi sekedar seonggok logam bekas.
Pancaran gelombang yang diperuntukkan pada frekuensi tertentu memiliki efek tak berdaya pada perangkat elektronik sasaran.
Secara fisik, motherboard dapat dibilang dihancurkan.
Russia berencana untuk memasang senjata macam ini ke pesawat tempur generasi ke-6.
Radiasi UHF yang kuat sebenarnya dapat membunuh si pilot.
(Baca juga: Tiba-Tiba Muncul Kuburan di Bioskop, Penonton Melompat Kaget Lihat Tanah dan Bunga Masih Basah)
Senjata radio-elektronik ini mampu menyebabkan kendala pada tank dan meledakkan rudal artileri sebelum digunakan.
Dahsyatnya lagi, senjata ini punya kemampuan untuk menghancurkan musuh yang bersembunyi dalam sebuah bungker hingga 100 meter ke dalam tanah.
Amerika Serikat (AS), Israel, serta Tiongkok, juga tengah sama-sama tengah sibuk dalam mengembangkan senjata macam ini.
AS dalam Operasi Badai Pasir di Irak pada tahun 1991 dan NATO di tahun 1999 saat melakukan agresi pada Yoguslavia, juga menggunakan senjata dengan logika serupa.
Senjata ini bukan tak mungkin akan mendorong paradaban di Bumi untuk balik ke masa lalu yang suram.
Beberapa negara saat ini tengah mengembangkan cara baru unuk mempertahankan diri dari senjata yang menakutkan ini.(*)