Find Us On Social Media :

Penembakan Brutal di Las Vegas, Ada Wanita Diduga Keturunan Indonesia Ikut Ditangkap

By Octa, Selasa, 3 Oktober 2017 | 02:08 WIB

Wanita diduga keturunan Indonesia ikut ditangkap

Grid.ID - Seorang wanita yang diduga keturunan Indonesia, terkait dengan penembakan yang terjadi di Las Vegas, Amerika Serikat.

Wanita tersebut dikatakan bernama Marilou Danely yang berdarah Asia.

Marilou Danely yang berusia 62 tahun itu,  diketahui sempat menemani Paddock sebelum melakukan aksinya.

(BACA : Perang Nama Baik, Musdalifah Siapkan Ini untuk Lawan Khairil Anwar)

Saat ini Marilou Danley telah ditemukan oleh Biro Investigasi AS (FBI) dan ditahan untuk kebutuhan interogasi dan penyelidikan.

Peristiwa penembakan terjadi di dekat Hotel dan Kasino Mandalay Bay, sebuah resort di Las Vegas, Nevada, AS, Minggu (1/10/2017) malam.

Semua berawal saat suara tembakan terdengar di tengah gelaran sebuah festival musik country, Route 91 Harvest, yang diadakan di seberang Mandalay Bay.

Arah tembakan dikatakan datang dari lantai 32 Mandala Bay.

(BACA : Seorang Sekuriti Kebun Kelapa Sawit Disergap Ular Pinton Raksasa, Ngeri Banget Lihat Bangkai Ularnya)

Kepolisian telah mengonfirmasi bahwa terduga pelaku penembakan yang tewas dilumpuhkan kepolisian sudah diidentifikasi.

Diketahui sosok tersebut bernama Stephen Paddock, seorang pria berusia 64 tahun.

Dikatakan Paddock dilumpuhkan setelah polisi menggerebek tempat persembunyiannya di Mandala Bay menggunakan alat peledak.

Danley dan Paddock dikatakan merupakan teman sekamar atau sekadar teman pendamping, meski belum jelas apa hubungan pasti antara keduanya.

(BACA : 7 Cosplayer Ini Mencoba Cosplay Ulang, Lihat Perubahannya pada Tahun yang Berbeda, Keren!)

Menurut dokumen dan informasi yang didapat, Paddock tinggal di sebuah rumah di kawasan Mesquite, dekat perbatasan Arizona dan Las Vegas.

Tercatat Paddock tinggal di rumah tersebut bersama Danley.

Menurut Sheriff Joseph Lombardo dari Departemen Kepolisian Metropolitan Las Vegas, korban cedera sudah berjumlah 200 orang.

Sedangkan, jumlah korban tewas telah mencapai setidaknya 50 orang, menjadikan insiden tersebut sebagai kejadian penembakan massal paling mematikan sepanjang sejarah AS.(*)