Laporan Wartawan Grid.ID, Yuliana Sere
Grid.ID – Pertanyaan di atas mungkin pernah terbersit di dalam pikiranmu.
Beberapa diantara kamu mungkin percaya, namun tidak sedikit juga yang tidak percaya tentang adanya area ini.
Masalah ini juga masih menjadi perbincangan di antara beberapa para ahli.
Sebelum membahas tentang hal itu, kamu perlu tahu hal ini.
(BACA: Banjir Bonus, Vivo V7+ Bisa Dipesan di Vivo Store dan 7 E-Commerce Terkemuka)
Istilah G-spot diciptakan oleh Dr. Frank Addiego dan rekannya dalam sebuah makalah pada tahun 1981.
Istilah ini diterbitkan dalam Journal of Sex Research.
Hasil lansiran dari laman medicalnewstoday mengatakan bahwa G-spot digambarkan sebagai kumpulan saraf di dinding depan atau anterior Miss V.
Pemahaman ini dijelaskan oleh Dr. Adam Ostrenski - dari Institute of Gynecology di St Petersburg, FL dalam sebuah studi An International Journal of Obstetrics and Gynecology.
Namun ada juga pendapat yang tidak setuju mengenai adanya area ini.
Pendapat itu berasal dari Dr Vincenzo Puppo - dari Centro Italiano Sessuologica di Bologna, Italia.
Ia menyatakan bahwa tidak ada bukti ilmiah atau medis yang mendukung keberadaan G-spot.
Hal ini ia nyatakan dalam sebuah artikel di jurnal Clinical Anatomy.
(BACA: Inilah 5 Tanda Seseorang Jago Berciuman, Apakah Kamu Termasuk Salah Satunya?)
Sebagai gantinya ia menulis, “G-spot telah menjadi pusat bisnis jutaan dollar.”
Dengan kepercayaan bahwa area ini benar-benar ada, maka kebanyakan orang mencoba untuk membesarkan area ini agar sensitivitasnya bertambah.
Sentimen ini digaungkan oleh Dr. Pauls, yang merangkum bahwa tidak ada bukti ilmiah atau anatomi yang mendukung keberadaan G-spot.
Jadi, sampai saat ini persepsi mengenai keberadaan area ini masih menjadi perdebatan yang belum berakhir.
Entah dengan rangsangan G-spot atau tidak, klimaks wanita tetap menjadi topik misterius dan kontroversial.
Gimana nih menurutmu? (*)