Laporan Wartawan Grid.ID, Dinda Tiara Alfianti
Grid.ID - Tepat kemarin tanggal 2 Oktober ditetapkan sebagai Hari Batik Nasional sebagai bentuk upaya untuk melestarikan kain batik yang merupakan warisan budaya Indonesia.
Bicara soal batik, pasti juga bicara tentang fashion mengingat kain batik cukup banyak dipakai oleh para desainer untuk busana rancangannya.
Namun, beberapa desainer tak jarang menjadikan kain batik hanya untuk aksen pelengkap saja di atas kain polos sebuah pakaian.
Apakah hal ini mempengaruhi minat masyarakat terhadap kain batik?
Berikut penjelasan Taruna K kusmayadi, salah satu desainer yang juga pemerhati fashion Tanah Air, menurutnya tak semua desainer melakukan hal yang demikian, adapula sebagian desainer yang menjadikan kain batik sebagai bahan utama untuk koleksi busananya.
"Tak semua desainer menjadikan kain batik sebagai aksen pelengkap saja, tapi menurut saya mungkin itu adalah sebuah cara bagi seorang desainer untuk menumbuhkan minat kepada anak muda untuk menyukai motif batik," jelas desainer yang pernah menjabat menjadi ketua Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI).
( BACA : Kata Desainer Taruna K. Kusmayadi: Beberapa Penjual Batik Ada yang Lakukan Cara Curang! )
Pria yang kerap disapa Nuna ini juga menambahkan bahwa mungkin sebuah kain polos yang dikombinasikan dengan kain batik akan terlihat lebih menarik dan kekinian sehingga bisa membuat para anak muda tertarik untuk membeli busana tersebut.
Jadi, cara tersebut tidak salah selagi visi dari desainer tersebut adalah untuk melestarikan batik dan membuat batik lebih dicintai oleh masyarakat Indonesia. (*)