Laporan Wartawan Grid.ID, Ahmad Rifai
Grid.ID - Tenaga Kerja Indonesia (TKI) adalah sebutan bagi warga negara Indonesia yang bekerja di luar negeri.
Negara yang biasa dijadikan tempat kerja TKI seperti Malaysia, negara-negara Timur Tengah, Singapore, Taiwan, Hong Kong, dan sebagainya.
TKI biasa sering dapat konotasi rendahan karena kemampuan bekerja yang dimiliki di bawah rata-rata.
Parahnya, TKI kerap diasosiasikan sebagai pekerja kasar.
(Baca juga: Ternyata Ini Loh yang Bikin Rifky Balweel Mantab Nikahi Biby Alraen Awal Tahun Depan, Pantesan Aja!)
Memang, TKI merupakan program pemerintah guna menekan angka pengangguran.
Ironisnya, meski dengan kemampuan terbatas, TKI punya sumbangsih besar bagi perekonomian Indonesia.
TKI sering disebut sebagai pahlawan devisa karena dalam setahun dapat menghasilakn triliunan rupiah.
Kemudian yang jadi persoalan, kontribusi yang telah diberikan tak berbanding lurus dengan cara pemerintah memperlakukan mereka.
(Baca juga: Kubu Musdalifah Minta Khairil Anwar Ditahan!)
Ada yang digagahi saat bekerja di perantauan.
Ada yang mendapat siksaan bahkan harus meregang nyawa.
Resiko keselamatan mereka, lahir batin, sungguh dipertaruhkan.
Salah satu kisah berikut adalah tentang nestapa yang dialami salah seorang TKI.
(Baca juga: Inikah Firasat Denis Kancil dalam Unggahan Foto Terakhirnya Sebelum Ajal Menjemput?)
Niat ingin balik kampung usai merantau jadi TKI di negara orang, seorang wanita asal Madiun Jawa Timur malah terima kenyataan pahit.
Dia sebelumnya jadi pekerja asal Indonesia yang banting tulang di Hong Kong.
Bukannya pulang disambut bahagia, dia malah dicerai sang suami.
Endah Wahyuni adalah warga Tambakmas, Kenonsari, Madiun.
(Baca juga: Ditinggal Pergi Denis Kancil Selama-lamanya, Curahan Hati Bella ini Bikin Nangis)
Kurang lebih sudah 1 tahun dia keluar masuk rumah sakit.
Dia punya penyakit yang cukup menakutkan.
Keluar masuk rumah sakit sudah biasa untuk terapi dan berobat.
Ada permasalahan dengan saraf otaknya yang cedera.
(Baca juga: Inilah 5 Tanda Seseorang Jago Berciuman, Apakah Kamu Termasuk Salah Satunya?)
Penyakit ini bisa dideritanya saat terjatuh di kamar mandi.
Sedihnya, kejadian naas ini terjadi saat di negara perantauan.
Kisah yang begitu getir ini diunggah oleh akun Facebook Relawan Sosial Peduli Kemanusiaan.
Dikutip wartawan Grid.ID dari unggahan tersebut, saat di Hong Kong dia harus dirawat sekitar 2 minggu.
(Baca juga: Satu Hari Setelah Sidang Cerai, Nafa Urbach Posting Foto dan Permohonan Maaf Kepada Orang Ini... Ada Apa Sebenarnya?)
Sayang, meski sudah dirawat selama itu, dia tetap sakit-sakitan hingga akhirnya harus dipulangkan ke Indonesia.
Sesampainya di Indonesia, wanita ini sering sakit-sakitan dan kemiduan dirawat di rumah sakit kembali.
Nah, saat dalam kondisi inilah dia dicerai oleh sang suami.
Wanita ini sering sakit-sakitan dan kini tinggal bersama orang tuanya yang sudah lanjut usia.
(Baca juga: Serang Pria Hingga Hampir Tewas, Ular Piton 7 Meter Ini Hebohkan Warga)
Ibunya telah tiada, menyisakan sang ayah yang sudah cukup rentan.
Sekarang yang paling dibutuhkannya adalah biaya untuk terus berobat ke rumah sakit dan untuk makan sehari-hari.
Sebelumnya yang biasa cari makan adalah dirinya.
Karena sakit, wanita ini susah untuk mencari penghidupan.
(Baca juga: Ayahnya Terbaring di Rumah Sakit, Yang Dilakukan Sule ini Bikin Netizen Terenyuh)
Jadi kini hidupnya seadanya dulu.
Anaknya kini dirawat oleh orang tua sang suami.
Anaknya perempuan dan baru berumur 9 tahun.
Dia bersyukur karena sang mertua masih rela menampung anaknya.
Di akhir postingan, akun Facebook Relawan Sosial Peduli Kemanusiaan menghimbau bagi siapa saja yang ingin membantu.
Akun Facebook ini juga memberikan alamat rumah dan rekening Endah.
Dikutip wartawan Grid.ID dari Tribun Jogja, Endah membenarkan kejadian yang menimpa dirinya.
Dia benar, pulang 1 tahun yang lalu dari Hong Kong.
(Baca juga: Kain Bau Anyir, Darah Sudah Bercampur Air Selokan, Polisi Belum Bisa Pecahkan Teka-Teki Misterius)
Sampai saat ini, untuk kesembuhan, dia masih sering terapi dan mengkonsumsi obat.
Sebenarnya dia telah mendaftarkan diri ke BPJS Kesehatan.
Meski begitu, tetap saja dia tercekik biaya untuk akomodasi selama pengobatan dan untuk hidup sehari-hari.
Kini penglihatannya berkurang dan jalannya sempoyongan.
Kini dia hanya berharap, "Bisa sembuh seperti semula."(*)