Grid.ID - Diare aspesifik merupakan penyakit yang sangat sering terjadi di Indonesia, terutama bila dibandingkan dengan negara maju.
Penyebabnya antara lain sambal atau makan lain yang merangsang, virus, toksin kuman staphylococcus dalam makanan basi, intoleransi terhadap susu, dan sebagainya.
Artikel ini tidak mempersoalkan diare spesifik yang disebabkan oleh amuba, kuman disentri, atau radang usus yang memerlukan pengobatan khusus.
(BACA : Inilah 9 Selebriti Wanita yang Menikah Muda Sebelum Umur 22 Tahun, Paling Muda Umur 17 Tahun )
Boleh dikatakan, hampir semua orang di Indonesia pernah mengalami diare aspesifik yang biasanya berhenti sendiri tanpa pengobatan.
Namun, diare jenis ini juga dapat menjadi kronis, malah kadang-kadang menimbulkan komplikasi berat bila tidak ditangani dengan benar.
Diare yang terjadi hanya beberapa kali sehari dan berhenti dalam 1 – 2 hari tidak memerlukan penanganan khusus.
Tetapi, bila defekasi (buang air besar) terjadi 8 – 15 kali sehari, disertai perut mules, feses cair dan banyak, maka kita perlu waspada.
Bahaya terbesar adalah kehilangan cairan tubuh dan garam, terutama natrium dan kalium, apalagi bila ini terjadi sampai berhari-hari.
Pada orang tua dan bayi, kehilangan cairan tubuh mudah berakhir dengan dehidrasi, bahkan tidak jarang berakhir dengan kematian.
Namun, peristiwa seekstrem itu sebenarnya mudah dicegah. Bukankah diare sebenarnya mudah diobati?
(BACA : Foto-foto Toilet Paling 'Maksa' ini Bakal Bikin Kamu Bingung Sampai Ngakak Sendiri )